SuaraSumbar.id - Satuan Polisi Pamong Praja alias Satpol PP kembali mendapat kecaman karena perlakuannya terhadap pedagang kaki lima dinilai keji dan tak beradab.
Kali ini, Satpol PP Kota Bandung yang mendapat protes keras dari publik.
Itu setelah video sejumlah ibu-ibu PKL di Masjid Agung Bandung terduduk sedih lantaran dagangannya dihambur-hamburkan Satpol PP, viral di media-media sosial.
Dilihat SuaraSumbar.id pada akun Instagram @infobdgbaratcimahi, Rabu (17/8/2022), tampak dua orang ibu-ibu lemas setelah barang dagangannya dihambur-hamburkan oleh satpol PP.
Sementara dua lelaki tampak menyapu sayur-mayur dagangan PKL yang terserak di halaman masjid.
Namun, seperti dikutip SuaraSumbar.id dari SuaraJabar.id, Kasatpol PP Bandung Rasdian Setiadi menyangkal anak buahnya melakukan aksi kasar kepada PKL.
"Petugas tidak akan melakukan tindakan melebihi kewenangannya. Tindakan penertiban adalah jalan terakhir setelah upaya edukasi, himbauan, dan peringatan dilakukan, itu pun dilakukan berulang ulang," ujar Rasdian Setiadi saat dihubungi, Selasa (16/8/2022).
Sementara anggota Komisi D DPRD Bandung Andri Rusmana menegaskan, dirinya mengecam aksi kasar Satpol PP terhadap pedagang.
"Saya mengecam dan menyayangkan, apalagi sampai diawur-awur gitu. Enggak etis penindakannya," kata Andri Rusmana.
Andri menyebut, seharusnya petugas bisa lebih humanis dalam melakukan penertiban. Meskipun petugas sudah memberi peringatan berkali-kali kepada PKL, pendekatan melalui komunikasi harus dikedepankan dibanding aksi tersebut.
"Pedagang ini kan warga kita juga, ya tinggal diarahkan saja. Da kita bukan sedang berhadapan dengan orang lain atau misalkan dengan bandit, kita sedang berhadapan dengan masyarakat sendiri kok," tuturnya.
Politikus PKS ini menyebut, banyak opsi untuk pola penertiban PKL. Dari mulai opsi relokasi, ataupun pendekatan humanis terhadap pedagang yang masih membandel berjualan di area terlarang.
"Dan komunikasinya juga yang harus lebih dikedepankan, PKL di Bandung kan tidak berdiri sendiri, ada komunitasnya. Ajak mereka duduk bareng, cari solusi bersama dan libatkan mereka. Justru saya khawatir ini tidak ada komunikasi, apalagi sampe diawur-awur begitu."
Kontributor : Rizky Islam