SuaraSumbar.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) melalui KSDA Resor Agam memasang dua kamera jebak atau camera trap di lokasi sapi warga dimangsa Harimau Sumatera di Nagari Silareh Aia, Kecamatan Palembayan.
"Kamera jebak kami pasang di lokasi sapi dimangsa satwa diduga harimau Sumatera," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam Ade Putra, Kamis (2/12/2021).
Ia mengatakan, kamera jebak itu dipasang untuk mendapatkan gambar visual guna memastikan satwa yang memangsa sapi tersebut, guna penanganan lebih lanjut dan akan melaksanakan patroli pemantauan untuk beberapa hari ke depannya.
Kepada warga melalui Wali Nagari setempat, diminta untuk berhati-hati dan waspada dalam beraktivitas terutama ketika berada di ladang atau kebun.
Baca Juga:Dua Ekor Sapi Warga Agam Diduga Diterkam Harimau Sumatera, Seekor Mati
"Kita meminta warga untuk membawa dan mengkandangkan ternaknya dengan aman," katanya.
Ia menambahkan, penanganan konflik manusia dengan satwa itu dilakukan setelah mendapatkan laporan dari Wali Nagari Silareh Aia tentang adanya dua ternak jenis sapi milik warga yang ditemukan mati dan terluka pada Rabu (1/12).
Tim diturunkan untuk melaksanakan verifikasi dan identifikasi lapangan terkait laporan itu.
Sebelumnya pada Selasa (30/11), Rano (38) pemlik ternak menemukan sapi peliharaannya yang terdiri dari anak dan induk sapi dalam kondisi mati dan terluka akibat gigitan dan cakaran yang diduga berasal dari satwa harimau.
Tim BKSDA bersama Wali Nagari, Bhabinkamtibmas, Wali Jorong dan masyarakat setempat yang berada di lokasi kejadian telah melaksanakan prosedur penanganan konflik satwa liar.
Baca Juga:Lumba-lumba Bali yang Berenang Bareng Lucinta Luna Hilang, BKSDA Sebut 2 Ekor Mati
Dari hasil wawancara dengan saksi mata dan identifikasi lapangan disimpulkan satwa yang memangsa sapi itu berjenis harimau Sumatera.
Pada bagian tubuh anak sapi ditemukan bekas gigitan taring dan cakaran sehingga mengakibatkan kematian.
Sedangkan pada tubuh induknya ditemukan luka cakaran dan telah mendapatkan penanganan dari tenaga medis hewan setempat.
"Kesimpulan diambil tim setelah mendapatkan tanda-tanda keberadaan satwa berupa jejak, cakaran dan hasil observasi luka pada ternak warga tersebut," katanya. (Antara)