Taliban Buka Lowongan Kerja, Upahnya Pakai Gandum

Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang harus dibereskan Taliban, ketika mereka menguasai Afghanistan.

Riki Chandra
Rabu, 27 Oktober 2021 | 23:15 WIB
Taliban Buka Lowongan Kerja, Upahnya Pakai Gandum
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berbicara dalam konferensi pers di Kabul, Afganistan, Senin (6/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/aww/cfo (REUTERS/STRINGER)

SuaraSumbar.id - Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang harus dibereskan Taliban, ketika mereka menguasai Afghanistan.

Taliban baru-baru ini meluncurkan program gemilang 'food-for-work'. Mereka membuka lowongan kerja dan membayar pekerja dengan gandum dan bukan dengan uang tunai.

Mengutip Suara.com, Rabu (27/10/2021), pemerintah Taliban meluncurkan skema ini di kota-kota besar untuk memerangi kemiskinan, kelaparan dan pengangguran.

"Ini adalah langkah penting untuk memerangi pengangguran," kata Zabihullah Mujahid.

Baca Juga:Taliban Buka Lowongan Kerja tapi Bayarannya Bukan Uang

Di bawah skema ini, hampir 40.000 pria akan dipekerjakan di ibu kota Kabul dan ribuan orang lagi di seluruh negeri.

Fokus mereka adalah mendistribusikan 11.600 ton gandum di Kabul dan hampir 55.000 ton di kota-kota seperti Herat, Jalalabad, Kandahar, Mazar-i-Sharif dan Pol-i-Khomri.

Skema ini menyasar warga yang menganggur, tidak dapat mencari pekerjaan dan rentan kelaparan. Mereka diminta menggali saluran air, teras tangkapan salju di perbukitan untuk memerangi kekeringan.

Ketika peluncuran program, Mujahid dan pejabat senior lainnya, termasuk menteri pertanian Abdul Rahman Rashid dan walikota Kabul Hamdullah Nomani memotong pita merah muda dan menggali parit kecil di pedesaan Rish Khor.

Pengumuman ini datang setelah penduduk protes ekonomi yang lebih baik, hak asasi manusia dan kondisi kehidupan di bawah rezim Taliban.

Baca Juga:Google Buka Lowongan Kerja di Indonesia, Ini Daftar Pekerjaan yang Dicari

Berita tentang delapan anak meninggal karena kelaparan juga beredar yang memicu reaksi keras dari penduduk kota Kabul barat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak