Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Rabu, 15 Januari 2025 | 20:01 WIB
Ilustrasi Sapi Sakit.(Freepik)

SuaraSumbar.id - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengungkapkan bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi di Sumbar diduga berasal dari luar provinsi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Veteriner, M. Kamil, memastikan bahwa sapi-sapi tersebut tidak berasal dari impor luar negeri, melainkan hasil perdagangan antarprovinsi.

“Sampai saat ini, tidak ada sapi impor masuk ke Sumbar. Yang ada adalah sapi-sapi dari luar provinsi seperti Aceh, Medan, dan Riau,” kata Kamil, Rabu (15/1/2025).

Menurut investigasi awal, virus PMK diduga berasal dari sapi yang sedang dalam masa inkubasi sebelum masuk ke Sumbar melalui pasar ternak.

Baca Juga: Waspada! 91 Kasus PMK Merebak di Sumbar, Ini Daerah Terdampak

Beberapa pasar ternak utama di Sumbar, seperti Palangki di Sijunjung, Muaro Paneh di Solok, dan Tanah Datar, menjadi pusat perdagangan regional.

“Kasus pertama PMK di Sumbar pada 2022 berasal dari sapi yang transit melalui Aceh, Medan, dan Riau sebelum masuk ke pasar ternak Palangki,” tambah Kamil.

Kamil menjelaskan bahwa program vaksinasi yang sempat terhenti pada pertengahan 2023 berkontribusi pada penurunan kekebalan ternak, sehingga memungkinkan kasus baru bermunculan.

Meski sebagian besar sapi yang terinfeksi pada November 2024 telah sembuh, munculnya kembali kasus baru perlu ditangani serius.

“Virus PMK yang masih bersirkulasi dan sapi yang masuk dalam kondisi inkubasi memicu kembali munculnya kasus,” jelas Kamil.

Baca Juga: Akhirnya! Tambang Emas dan Lainnya di Sumbar Bisa Legal, Ini Syaratnya

Dinas Peternakan terus berupaya meningkatkan langkah-langkah pencegahan, termasuk pengawasan ketat pada perdagangan antarprovinsi dan melanjutkan program vaksinasi.

Edukasi kepada peternak juga dilakukan agar lebih waspada terhadap gejala klinis PMK dan segera melaporkan temuan kasus.

Kontributor : Rizky Islam

Load More