Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 16 November 2024 | 18:08 WIB
Harimau Sumatera berjenis kelamin betina masuk perangkap petugas BKSDA Sumbar. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Seekor Harimau Sumatera betina yang terperangkap di kawasan Mudiak Aia, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, pada Kamis (14/11) telah dipindahkan ke Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) di Kota Bukittinggi.

Satwa dilindungi ini diberi nama "Gadih Mudiak Aie" dan saat ini dalam proses observasi oleh tim dokter hewan.

Kondisi Harimau Sehat

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Mecky Aditya Ekaputra, menjelaskan bahwa harimau betina ini dalam kondisi fisik yang sehat.

Baca Juga: Harimau Sumatera yang Terjebak di Solok Diberi Nama Gadih Mudiak Aia

“Berdasarkan hasil observasi, tidak ditemukan luka serius, hanya ada luka kecil di bagian kening yang diduga terjadi saat bereaksi di dalam kandang jebak,” kata Mecky, Sabtu (16/11/2024).

Harimau tersebut diperkirakan berusia 2 tahun, menjelang usia dewasa. Tim dokter hewan terus memantau kondisinya secara berkala untuk memastikan kesehatannya tetap terjaga selama masa observasi di TMSBK.

Konflik dengan Warga

Menurut Mecky, penangkapan harimau ini dilakukan setelah konflik dengan warga setempat.

Dalam dua hingga tiga bulan terakhir, harimau tersebut dilaporkan sering muncul di permukiman dan memangsa tiga ekor anjing milik warga. Kejadian ini meningkatkan keresahan masyarakat di kawasan Mudiak Aia.

Baca Juga: Harimau Sumatera yang Tertangkap di Solok Akan Direlokasi ke Pusat Rehabilitasi di Dharmasraya

“Kami menangkap harimau ini untuk menghindari konflik lebih lanjut dengan warga. Namun, kami masih melakukan penyelidikan apakah ini harimau yang sama yang pernah terlihat di pekarangan Masjid Alisma Alius, Lubuk Selasih, pada akhir Mei 2024,” tambahnya.

Rencana Pemantauan dan Konservasi

Selama berada di TMSBK, Gadih Mudiak Aie akan terus dipantau untuk memastikan kesehatannya.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya konservasi Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae), yang saat ini tergolong satwa langka dan dilindungi.

BKSDA Sumatera Barat berencana untuk mengambil langkah jangka panjang terkait harimau ini, termasuk kemungkinan pelepasliaran ke habitat alaminya setelah konflik dengan manusia dapat diminimalkan.

Namun, keputusan ini akan bergantung pada hasil observasi lebih lanjut dan kondisi ekologis di lokasi pelepasan.

Imbauan kepada Masyarakat

Mecky juga mengimbau masyarakat di kawasan konflik untuk segera melaporkan jika terjadi lagi interaksi antara satwa liar dan manusia.

“Kami akan terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga ekosistem dan habitat Harimau Sumatera untuk mengurangi potensi konflik,” ujarnya.

Penangkapan dan pemindahan Gadih Mudiak Aie menjadi pengingat akan pentingnya pelestarian Harimau Sumatera yang kini menghadapi ancaman serius akibat kerusakan habitat dan konflik dengan manusia.

BKSDA Sumatera Barat terus mengupayakan solusi yang berimbang untuk melindungi satwa liar dan keselamatan masyarakat.

Kontributor : Rizky Islam

Load More