SuaraSumbar.id - Rendang, hidangan khas Sumatera Barat, telah mendapatkan pengakuan global sebagai salah satu makanan terenak di dunia.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa rendang begitu dihargai baik di Indonesia maupun secara internasional:
1. Rasa yang Kaya dan Kompleks
Rendang dikenal dengan rasa yang kompleks yang berasal dari kombinasi rempah-rempah eksotis seperti serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, dan cabai. Metode memasaknya yang lambat memungkinkan bumbu meresap secara mendalam ke dalam daging, menciptakan lapisan rasa yang kaya dan beraroma kuat.
2. Tekstur yang Unik
Proses memasak rendang yang membutuhkan waktu lama tidak hanya memperkaya flavor, tetapi juga mengubah tekstur daging menjadi sangat empuk. Daging tersebut dimasak dengan santan hingga mengental, memberikan tekstur yang tidak hanya lembut tapi juga kaya akan rasa.
3. Tradisi dan Budaya
Lebih dari sekedar makanan, rendang merupakan bagian dari tradisi dan budaya Minangkabau. Rendang sering disajikan dalam acara-acara penting dan menjadi simbol kehangatan, kebersamaan, dan penghormatan dalam masyarakat Minang.
4. Proses Memasak yang Detail
Baca Juga: Hotel Bintang 3 di Sumbar Paling Diminati, Okupansi Tembus 49 Persen
Membuat rendang membutuhkan dedikasi dan perhatian terhadap detail yang luar biasa. Dari pemilihan bumbu hingga pengaturan api yang sempurna, setiap langkah dalam memasak rendang menunjukkan komitmen terhadap kualitas.
5. Pengakuan Internasional
Rendang telah mendapat banyak pengakuan di kancah dunia, termasuk diangkat oleh CNN sebagai makanan terenak di dunia dalam daftar “World’s 50 Best Foods.” Pengakuan ini membantu meningkatkan popularitas rendang di mata dunia, serta meningkatkan apresiasi terhadap kuliner Indonesia.
6. Variasi dan Adaptasi
Rendang menunjukkan keunikan dalam fleksibilitasnya. Meskipun memiliki resep baku, banyak variasi rendang yang telah berkembang, menyesuaikan dengan selera lokal dan internasional tanpa kehilangan esensi aslinya.
Dengan semua karakteristik ini, rendang tidak hanya dinikmati sebagai makanan, tetapi juga diapresiasi sebagai karya seni kuliner yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia.
Berita Terkait
-
Hotel Bintang 3 di Sumbar Paling Diminati, Okupansi Tembus 49 Persen
-
Pastikan Hewan Kurban Aman, Pemkab Agam Turunkan Tim
-
Donasi Palestina dari Sumbar Capai Rp3,5 Miliar, Masih Terus Berlanjut!
-
Dua Pria dan Satu Waria di Pariaman Sumbar Didenda Rp 1 Juta
-
Pemkab Tanah Datar Akhiri Masa Tanggap Darurat Banjir Lahar Dingin, Masuk Masa Transisi Darurat
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Gubernur Sumbar Desak Daerah Terdampak Bencana Segera Siapkan Lahan Huntara, Lokasi Harus Aman!
-
Korban Banjir Bandang di Agam Butuh 525 Huntara, Tersebar di 7 Kecamatan
-
Pembangunan 200 Unit Huntara Padang Pariaman Dimulai, Menko PMK: Ini Wujud Kehadiran Negara!
-
Soroti Krisis Nilai, Dinas Kebudayaan Sumbar Terus Perkuat Pelestarian Adat Minangkabau
-
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik Masuk Tahap Konstruksi, Ini Kata Gubernur Sumbar