Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 19 Februari 2024 | 14:51 WIB
Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) yang ditemukan mekar di kebun warga di Jorong Kampung Baru, Nagari Buo, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Sejumlah Bunga Bangkai atau Amorphophallus Titanum ditemukan di Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Atas temuan itu, Bupati Eka Putra pun mendukung pengembangan destinasi wisata "Bunga Bangkai" di daerah tersebut.

"Informasi dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Bunga Bangkai yang tumbuh di Lintau Buo ini adalah jenis yang langka karena itu berpotensi dikembangkan menjadi spot wisata edukasi," kata Bupati Tanah Datar, Eka Putra Wirman, Senin (19/2/2024).

Menurutnya, bunga bangkai yang tumbuh di kebun karet milik salah seorang warga Jorong Kampung Baru, Nagari Buo, Kecamatan Lintau Buo itu, merupakan anugerah yang jika dikelola dengan baik bisa memberikan keuntungan bagi pemilik dan daerah.

"Segala potensi yang ada harus bisa dikembangkan agar bisa mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat," katanya.

Baca Juga: Harga Cabai Merah dan Beras di Sumbar Naik Jelang Ramadhan

Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani menyebut Sumbar memang termasuk salah satu daerah endemik bunga bangkai.

"Ada delapan jenis bunga bangkai, tujuh di antaranya bisa tumbuh di Sumbar, termasuk salah satunya di Tanah Datar," katanya.

Pemilik kebun, Erizal menyebut bunga bangkai yang tumbuh di kebunnya lebih dari satu batang.

Di sekitar bunga bangkai yang mekar ditemukan tunas baru dan beberapa anak bunga setinggi 30 hingga 50 centimeter beserta bijinya.

Sepintas, anak bunga bangkai itu mirip dengan tanaman porang yaitu berdaun lebar, ujung daun runcing dan berwarna hijau muda, sementara biji bunga itu berwarna merah seperti buah pinang.

Baca Juga: Akurasi Sirekap Diragukan, KPU Diminta Evaluasi Sistem Hitung Suara

"Ternyata menurut Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat yang telah melihat bunga itu ke lokasi, tanaman yang mirip dengan porang itu adalah anak dari bunga bangkai itu sendiri dan buah yang mirip pinang itu adalah bijinya," katanya.

Ia menyebut BKSDA menyarankan agar tanaman itu tidak di tebang karena sejenis bunga langka akan tumbuh lagi.

Dia mengatakan, sejak bunga tersebut mekar kebun karet miliknya banyak dikunjungi warga sekitar menjadi objek wisata dadakan di Lintau Buo.

Dia berharap, mekarnya bunga langka tersebut di kebun miliknya menjadi perhatian dari pemerintah daerah setempat.

"Kalau ada diperhatikan pemerintah daerah kita sanggup bekerja sama untuk wisata edukasi bagi siswa di Tanah Datar ini," katanya. (Antara)

Load More