Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 28 Desember 2023 | 17:00 WIB
AR Baswedan, kakek Anies Baswedan [dok website Anies Baswedan]

Artikel-artikel kritisnya muncul di media-media nasional, dan ia pernah menjadi redaktur serta pemimpin redaksi di surat kabar terkemuka seperti Sin Tit Po dan Matahari.

Pada 1934, A.R. Baswedan menggerakkan pemuda keturunan Arab gunaberperang melawan Belanda melalui tulisan di surat kabar Matahari, Semarang.

AR Baswedan menyertakan foto dirinya mengenakan busana Jawa di artikel tersebut. Walau memunculkan kontroversi, foto ini akhirnya menjadi taktik berharga menyatukan pemuda keturunan Arab dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan prinsip ius soli,  “di mana aku lahir, di situlah tanah airku.”

Berkat foto serta tulisan kritik dari A.R. Baswedan, pemuda keturunan Arab tergerak berkomitmen menyatakan Indonesia sebagai tanah air.

Baca Juga: Nelayan Peduli Sampah Pantai Padang Dapat Hadiah Umrah dari Gubernur Sumbar

Hal ini sangat berarti bagi masa perjuangan kemerdekaan Indonesia dikarenakan jika keturunan Arab memiliki kelahiran di negeri Arab.

Terinspirasi dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, para pemuda keturunan arab pun disatukan oleh A.R Baswedan di Semarang. A.R. Baswedan yang masih berumur 27 tahun mendirikan Persatuan Arab Indonesia (PAI) guna mendukung kemerdekaan Indonesia.

Para pemuda Arab bersumpah memenuhi kewajiban terhadap Bangsa Indonesia. 

Bersama PAI, ia aktif dalam perjuangan nasional dan bergabung dalam Gerakan Politik Indonesia (GAPI) yang dipimpin oleh M.H. Thamrin.

A.R. Baswedan juga terlibat dalam BPUPKI menjelang kemerdekaan guna ikut menyusun UUD 1945 serta  pernah menjadi Wakil Menteri Penerangan Indonesia ke-2.

Baca Juga: Kawasan Perhutanan Sosial di Sumbar Bertambah 50,4 Hektare Selama 2023

A.R. Baswedan pernah ditahan saat masa pendudukan Jepang di tahun 1942.

Load More