Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 28 April 2022 | 17:38 WIB
Kawasan jam Gadang Bukittinggi. [Dok.Klikpositif.com]

SuaraSumbar.id - Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), harus siap menghadapi "ledakan" kunjungan wisatawan pada libur Lebaran 2022. Hal ini mengacu kepada peraturan pemerintah yang membolehkan perantau mudik menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Pelaku pariwisata, Muhammad Abdi mengatakan, tahun 2022 seolah menjadi hari lahirnya kembali pariwisata dan aktivitas masyarakat menuju normal setelah dua tahun sebelumnya dibatasi karena wabah pandemi COVID-19.

"Saat ini adalah masa-masa 'reborn'-nya aktivitas seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menuju perlakuan normal yang pastinya akan berdampak kepada ledakan kunjungan pariwisata serta kenaikan perekonomian masyarakat, khususnya di Bukittinggi sebagai daerah tujuan wisata Sumbar," katanya, Kamis (28/4/2022).

Ia mengatakan, momentum Ramadan dan Lebaran 2022 memberi peningkatan untuk kontribusi daerah di Bukittinggi dengan perputaran uang mengalami puncaknya.

Baca Juga: Berduaan di Kamar Rumah, Pasangan Ini Tak Berkutik Digerebek Warga

"Kita melihat situasi ekonomi terkini yang dirilis dari Bank Indonesia menyebutkan perputaran uang di Lebaran sekarang ini kurang lebih Rp8.000 triliun, artinya memberi potensi besar terhadap perekonomian Indonesia termasuk juga di Sumatera Barat," katanya.

Ia mengatakan telah melakukan survei dan memastikan hampir seluruh penginapan dan hotel di Bukittinggi telah terisi penuh.

"Ledakan wisatawan ini harus dibarengi dengan kesiapan warga dan pemerintah, karena selama dua tahun terakhir terdiam dan terpuruk, kemudian tiba-tiba melonjak drastis di 2022 ini, kita tidak bisa hanya menyiapkan standar pelayanan ke wisatawan yang biasa saja," ujarnya.

Menurutnya, diperlukan strategi-strategi yang bisa memberikan pelayanan dan kepuasan kepada wisatawan untuk memberikan efek kepuasan kepada wisatawan yang datang.

"Karena tanpa pelayanan yang berbeda dari biasanya, sepertinya nanti akan memberikan efek kurang bagus kepada wisatawan, dimulai dari masalah klasik perparkiran dan pemaksimalan sarana," ujarnya.

Baca Juga: 3 Warga Bukittinggi Jadi Korban Tabrak Lari, Tersungkur ke Galian Drainase hingga Luka-luka

Bukittinggi menurutnya harus terlihat lebih baik di mata perantau yang pulang tahun ini dibanding pada kondisi terakhir mereka pulang sebelum pandemi yaitu 2019.

Load More