Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 25 Februari 2022 | 20:10 WIB
Tangkapan layar video pergerakan tanah pasca gempa Pasaman Barat. [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Ahli Geologi Sumatera Barat (Sumbar), Ade Edward memastikan bahwa tanah yng bergerak disertai air di kawasan Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, adalah fenomena likuifaksi. Seperti diketahui, peristiwa itu terjadi pasca gempa magnitudo 6,2 mengguncang Pasaman Barat, Jumat (25/2/2022).

"Fenomena ini terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya getaran gempa bumi, tanah yang padat berubah wujud menjadi cairan," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com.

Menurut Edward, fenomena tersebut bukan longsor karena tanah terus bergerak dan merayap. Menurutnya, itu tidak berbahaya selagi tidak mengarah ke permukiman warga. Kabarnya, kata dia masih ada pergerakan tanah di sana.

"Masyarakat harus digeser ke tempat yang lebih tinggi. Semoga ini tidak begitu besar dampaknya. Tidak seperti di Palu yang mengenai permukiman warga," ujarnya.

Baca Juga: Ribuan Warga Korban Gempa Pasaman Barat Mengungsi di 35 Titik Lokasi

Tak hanya itu, di kawasan bonjol juga keluar lumpur panas bercampur belerang. Itu adalah dampak lain dari getaran gempa selain longsor.

Kemudian, Ade Edward juga menyampaikan harapan untuk para donatur dan masyarakat yang tidak terdampak untuk berpartisipasi menolong korban gempa.

"Masyarakat perlu bantuan, makanan, bantuan medis. Korban ini banyak yang selamat, tapi bahan makanan dan tempat tidur nanti malam makan apa," ujarnya.

Ia berharap, daerah yang berdekatan dapat mengirimkan nasi bungkus dan logistik. "Kalau perut kenyang mereka bisa tidur. Kita kasihan juga meski selamat tapi tempat tinggal mereka sudah rusak," katanya.

Baca Juga: Update Korban Gempa Pasaman Barat: 7 Orang Meninggal, 85 Luka-luka

Load More