SuaraSumbar.id - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), memastikan bahwa kegiatan penimbunan atau reklamasi di kawasan Danau Singkarak, tepatnya di dermaga Jorong Kaluku, Nagari Singkarak, Kabupaten Solok, tidak mengantongi izin dari Pemprov Sumbar. Atas dasar itu, kegiatan tersebut harus dihentikan.
“Kami perintahkan penghentian kegiatan langsung saat ini,” kata Sekda Provinsi Sumbar, Hansastri, Selasa (25/1/2022).
Menurut Hansastri, kegiatan reklamasi itu sudah ada sejak 2016 dan Pemprov Sumbar sudah melakukan tindak lanjut dari temuan di lapangan saat itu.
“Kini mereka bekerja lagi dan kita minta berhenti,” kata dia.
Baca Juga: KPK Janji Usut Tuntas Penimbunan Danau Singkarak di Kabupaten Solok yang Diduga Ilegal
Sementara itum Plt Juru Bicara KPK RI Bidang Pencegahan, Ipi Maryati Kuding mengatakan, tim KPK sudah berada di Sumbar menindaklanjuti diskusi daring yang dilakukan KPK bersama Pemprov Sumbar serta Walhi Sumbar terkait kajian penyelamatan kekayaan negara di Danau Singkarak.
"Tim Koordinasi Supervisi Pencegahan KPK saat ini sudah berada di Sumbar,” katanya.
Sebelumnya, Walhi Sumbar meminta KPK untuk mengusut pembangunan ilegal di tepian Danau Singkarak yang diduga berpotensi membuat kerugian bagi negara.
"Kita meminta KPK mengusut dan melakukan kajian mendetail terkait potensi kerugian Negara dari pemanfaatan aktivitas pembangunan ilegal di Danau Singkarak," kata Kadep Kajian Advokasi dan Kampanye Walhi Sumbar Tommy Adam dalam diskusi bersama KPK.
Ia mengatakan penimbunan danau di dermaga Jorong Kalukua Nagari Singkarak Kabupaten Solok telah dilakukan sejak Juli 2016 oleh PT. Kaluku Indah Permai dengan luas danau yang ditimbun sekitar 30 hingga 50 meter dan panjang 70-100 meter.
Baca Juga: Walhi Sumbar Sebut Reklamasi Danau Singkarak Langgar Aturan, Potensi Kerugian Capai Rp 3,3 Miliar
Menurutnya pembangunan itu tidak sesuai dengan Perda Kabupaten Solok 1 Tahun 2013 tetang RTRW Kabupaten Solok Tahun 2022 - 2031.
Sementara itu Bupati Solok Epyardi Asda membantah adanya dugaan tentang reklamasi ilegal di wilayah badan air Danau Singkarak, Sumatera Barat tanpa dasar hukum dan izin pemanfaatan yang jelas.
"Saya membantah bahwa adanya tuduhan tentang melakukan reklamasi ilegal di wilayah badan air dermaga Jorong Kalukua Nagari Singkarak. Saya juga bingung kenapa isu tersebut telah sampai ke KPK," kata dia.
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok menjalin kerja sama dengan pihak ketiga bertujuan untuk mengembangkan dan membangkitkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Solok, khususnya di Danau Singkarak.
Ia juga mengatakan Pemkab Solok bersama investor hanya ingin membangun dan membangkitkan kembali perekonomian masyarakat melalui pengembangan potensi pariwisata daerah setempat.
"Tetapi malah beredar isu yang menyatakan bahwa kami melakukan reklamasi Danau Singkarak," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Protes, Ribuan Karyawan Perusahaan Sawit di Solok Selatan Mogok Kerja 3 Hari
-
Banjir Terjang Puluhan Rumah Warga Air Dingin Solok
-
Heboh Polemik Pengadaan Sapi Pemprov Sumbar, KPK Tunggu Laporan
-
LBH Padang Sebut Warga Bidar Alam Solok Selatan Ingin Bebas dari Jajahan Perusahaan Sawit
-
HUT ke-18 Solok Selatan Diwarnai Aksi Demo Warga Bidar Alam dan Ranah Pantai Cermin
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
7 Link DANA Kaget Asli Terbaru, Klaim Saldo Gratismu Sekarang Juga!
-
Irsyad Maulana Pulang ke Semen Padang FC, Kabau Sirah Juga Gaet Bek Portugal Jelang Liga 1 2025/2026
-
Menpora Dito Ariotedjo Dorong Pencak Silat Jadi Daya Tarik Pariwisata Sumbar, Ini Alasannya
-
Waspada Tautan Saldo Gratis Palsu, Ini Daftar 5 Link DANA Kaget Asli 3 Juli 2025!
-
Anak Harimau Sumatera Mati di TMSBK Bukittinggi, Diduga Kelainan Genetik