SuaraSumbar.id - Sebanyak 42 unit usaha perhutanan sosial memamerkan produknya dalam ajang Festival Panen Raya Nusantara (Parara) di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Usaha tersebut merupakan gabungan dari 27 NGO di Indonesia itu yang diprakarsai Komunitas Konservasi Indonesia Warsi.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi Usama Putra mengatakan, kegiatan bertujuan untuk membantu meningkatkan dan memperluas pemasaran produk.
"Ya, tujuan untuk perluas pemasaran hasil usaha komunitas di tingkat regional, nasional dan internasional serta mendorong praktik ekonomi yang berbasis lingkungan, budaya dan sosial," katanya.
Diakuinya, event yang sudah jadi agenda rutin sejak 2015 setiap 2 tahun sekali ini, kembali dilaksanakan. Mengingat di 2021 masih kondisi pandemi, kegiatan festival dilaksanakan secara online di tingkat nasional serta offline di tingkat regio.
Baca Juga: Palsukan Surat Laporan Kehilangan Polisi, Pria di Padang Tipu 30 Orang
"Pada pertemuan ini, para pengelola usaha perhutanan sosial membawa sejumlah produk andalan yang dibagi ke dalam tiga ketegori yaitu usaha kopi, hasil hutan bukan kayu dan agro industri dari Jambi dan Sumbar," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Kelompok Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Rudi Syaf mengatakan, festival Parara menampilkan produk dari kelompok usaha masyarakat yang meliputi kopi, rotan manau dan madu serta beras organik.
"Selain itu ada pula usaha berbasis Agroindustri seperti sirup pala, minyak kemiri, kerupuk udang, dan selai buah kerben," katanya.
Dibeberkannya, Parara sendiri sudah berjalan sejak tahun 2018. Dulu terpusat di Jakarta, untuk sekarang kegiatan dipecah berdasarkan wilayah.
"Kini di Padang untuk produk komunitas dari Sumbar dan Jambi. Berharap antara pelaku bisnis tingkat lokal, untuk salin berinteraksi sehingga terciptanya pasar," tuturnya.
Baca Juga: Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Anak di Padang, WNA Asal Pakistan Ditahan Polda Sumbar
Menurutnya, sebanyak 6 tantangan pengembangan usaha komunitas, diantaranya keterbatasan manajemen kelompok dalam menjalankan usaha, keterbatasan untuk mengakses teknologi untuk pengembangan produk, keterbatasan akses pasar, kendala perizinan produk, keterbatasan ketersediaan modal dan akses modal, dan keterbatasan pelaku usaha untuk menjaga kualitas produk.
“Dalam kegiatan ini difasilitasi bertemunya antara produsen dengan market. Selama ini bagi pelaku usaha komunitas, pasar itu seperti diselimuti kabut yang artinya masyarakat sulit memastikan komoditas yang kita produksi akan laku atau tidak,” ucapnya.
Di sisi lain, Wakil Rektor IV Universitas Andalas Hefrizal Hendra mengatakan, untuk menjawab tantangan tersebut, KKI Warsi menjalin hubungan kerja sama dengan Universitas Andalas melalui penandatangan MOU pada saat pembukaan Festival Parara.
“Kerja sama ini bagian dari pelaksanaan tri dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian masyarakat yang kita miliki diharapkan menjadi misi untuk mencerdaskan masyarakat," imbuhnya.
Diketahui, Pemerintah Provinsi Sumbar memiliki komitmen yang tinggi terhadap perhutanan sosial seperti halnya perhutanan Sosial masuk ke dalam rencana strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumbar 2021-2026.
Masyarakat di Sumbar menggantungkan hidupnya pada kawasan hutan. Dibuktikan dengan adanya 950 nagari yang berada di dalam kawasan dan sekitar kawasan hutan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengelolaan hutan berbasis masyarakat melalui perhutanan sosial. Terdapat 231 ribu ha kawasan hutan yang dikelola masyarakat dengan berbagai skema perhutanan sosial.
Untuk mengembangkan ekonomi masyarakat pengelola perhutanan sosial, juga dikembangkan usaha-usaha berbasis potensi. Termasuk melakukan fasilitasi pengembangan usaha seperti penyulingan minyak kayu putih, pengembangan usaha madu galo-galo dan lainnya.
Sementara itu, ada 42 kelompok usaha yang menampilkan produk mereka. Sebagian sudah diproduksi dalam skala besar. Salah satunya pupuk kompos milik Kelompok Usaha Kompos LPHN Pakan Rabaa. Kelompok usaha ini telah memproduksi sebanyak 15 ton pupuk kompos.
Kontributor : B Rahmat
Berita Terkait
-
Tragis! Pria Italia Giulia Manfrini Tewas Saat Berselancar di Pantai Sumatera Barat: Dadanya Tertusuk Ikan Todak
-
15 Tewas, Tragedi Tambang Emas Ilegal Ambruk di Indonesia jadi Sorotan Media Asing
-
Ibunda Afif Ngadu ke DPR Minta Keadilan Sambil Menangis: Saya Tidak Ikhlas Pelaku Penganiayaan Belum Diungkap
-
Profil Bagindo Aziz Chan, Wali Kota Padang ke-2 yang Gugur Melawan Belanda 19 Juli 1947
-
Garis Keturunan Geni Faruk Ada Jejak Marga Abbas, Masih Punya Hubungan Darah dengan Ulama Besar Sumatera Barat?
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
Tangan Kanan Bongkar Shin Tae-yong Punya Kendala di Timnas Indonesia: Ada yang Ngomong...
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
Terkini
-
Polda Sumbar Ungkap Hasil Tes Urine AKP Dadang Penembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Positif Narkoba?
-
Tewas Ditembak AKP Dadang, Kapolri Naikkan Pangkat AKP Ulil Jadi Kompol Anumerta
-
Yuk Cari Info Seputar Suku Bunga KPR di BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya
-
Fakta Baru: AKP Dadang Tembaki Rumah Kapolres Solok Selatan Usai Eksekusi Kasat Reskrim, Motifnya Masih Misterius!
-
Spesifikasi VIVO iQOO Z9X