SuaraSumbar.id - Kapolres Agam AKBP Dwi Nur Setiawan, melarang warga khususnya pecinta buru babi agar tidak menyentuh bangkai babi hutan yang mati mendadak. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan African Swine Fever (ASF).
"Jangan sentuh dan segera menjauh dari bangkai babi yang mati bukan karena hasil buruan itu. Ini untuk mencegah penyebaran African Swine Fever (ASF) atau virus flu babi Afrika," katanya, Senin (6/12/2021).
Ia mengatakan, bagi warga yang menemukan bangkai babi dengan jumlah banyak, segera melapor ke Polres atau ke KSDA Agam mengingat bangkai tersebut harus memerlukan penanganan khusus dan mengambil organ tubuh babi untuk diperiksa di Laboratorium Viteriner.
"Sampel organ tubuh diperiksa untuk memastikan apakah terserang ASF," katanya.
Baca Juga: Antisipasi Covid-19 Varian Omicron, Polda Sumbar Perketat Wilayah Perbatasan
Sebelumnya, warga Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Selareh Aia, Kecamatan Palembayan, menemukan puluhan bangkai babi mati secara mendadak diduga akibat ASF.
Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra menambahkan bangkai babi itu ditemukan Peli (40) saat membersihkan kebun miliknya pada awal November 2021.
Peli menemukan bangkai babi di beberapa titik di lahan itu. Bangkai babi juga ditemukan Peli di lahan pertanian miliknya.
"Kami mendapatkan laporan babi mati mendadak saat menangani konflik manusia dengan satwa liar jenis harimau di daerah itu, Sabtu (4/12)," katanya.
Tim KSDA Agam sedang mengumpulkan data mengingat kejadian sudah berlangsung satu bulan lalu dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 di Bukittinggi Capai 90 Persen
Kondisi bangkai babi sudah rusak, sehingga tidak bisa memastikan penyebabnya.
"Kami telah menyosialisasikan kepada warga trntang ASF dan mengimbau segera laporian apabila menemukan bangkai babi," katanya.
Sebelumnya di Kabupaten Pasaman Barat juga dilaporkan puluhan babi mati secara mendadak pada 2020.
Pada 2019, Kementerian Pertanian menyatakan Indonesia dalam siaga satu menghadapi virus flu babi ini, berbagai langkah dengan melibatkan para pihak telah dilakukan dalam upaya mencegah dan penanganannya. (Antara)
Berita Terkait
-
Tragis! Pria Italia Giulia Manfrini Tewas Saat Berselancar di Pantai Sumatera Barat: Dadanya Tertusuk Ikan Todak
-
15 Tewas, Tragedi Tambang Emas Ilegal Ambruk di Indonesia jadi Sorotan Media Asing
-
Ibunda Afif Ngadu ke DPR Minta Keadilan Sambil Menangis: Saya Tidak Ikhlas Pelaku Penganiayaan Belum Diungkap
-
Garis Keturunan Geni Faruk Ada Jejak Marga Abbas, Masih Punya Hubungan Darah dengan Ulama Besar Sumatera Barat?
-
Resmi Koalisi! Gerindra-PKS Sepakat Usung Duet Mahyeldy-Vasko Ruseimy di Pilgub Sumatera Barat
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Kompolnas Desak Polda Sumbar Ungkap Motif Polisi Tembak Mati Polisi di Polres Solok Selatan
-
Kapolda Sumbar Lepas Jenazah Kasat Reskrim Polres Solok Selatan ke Makassar: Permintaan Ibunya Dimakamkan di Kampung!
-
AKP Dadang Penembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Bakal Dipecat, Kapolda Sumbar: Segera Proses PTDH!
-
Sadis! Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Ditembak Jarak Dekat 2 Kali, Kapolda Sumbar: Tidak Manusiawi!
-
Semringah Nelayan di Ranah Minang, Melaut Bebas Cemas Berkat BPJS Ketenagakerjaan