SuaraSumbar.id - Belasan ekor babi hutan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan mati mendadak. Peristiwa itu terjadi di sekitar Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan.
Salah seorang warga Maua Ilia, Imam (34) mengatakan, puluhan babi hutan itu ditemukan warga dalam kondisi mati di perkebunan sekitar selama satu bupan terakhir.
"Sebelumnya ada yang melihat bangkai babi saat pergi ke kebun, kemudian warga yang lain juga mengatakan juga melihat hal yang sama. Jika dihitung sekitar 15 ekor" ujarnya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Minggu (5/12/2021).
Menurutnya, kematian babi hutan ini tergolong janggal, sebab tidak ada ditemukan luka-luka ataupun bekas olah raga buru babi maupun serangan hewan lainnya.
Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra mengatakan, saat ini Tim KSDA Agam sedang mengumpulkan data mengingat kejadian sudah berlangsung satu bulan lalu. "Kita sedang mencoba mengumpulkan informasi, dan akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya," jelas Ade Putra.
Sebelumnya di Kabupaten Pasaman Barat juga dilaporkan puluhan babi mati secara mendadak pada 2020.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian (Distan) Agam, Farid Muslim mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan kematian babi dari warga dan apabila memang nanti ditemukan babi mati mendadak perlu dilakukan pengambilan sampel organ tubuh babi tersebut untuk dilakukan uji labor di Balai Veteriner, sehingga dapat diketahui apakah terpapar African Swine Fever (ASF) atau virus flu babi Afrika atau tidak.
"Kita sedang mengumpulkan data. Belum bisa dipastikan karena perlu uji labor terhadap sampel organ tubuh babi tersebut," katanya.
Farid menjelaskan, tanda-tanda klinis ASF berupa kemerahan di bagian perut, dada, scrotum, diare berdarah, berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga, demam (41derajat celcius), konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, kadang-kadang muntah, diare atau sembelit.
Baca Juga: Sedang Tangani Konflik Manusia dengan Harimau, Tim Resor KSDA Agam Temukan Tanaman Langka
Pendarahan kulit sianosis, babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas, tidak mau makan.
Ia mengimbuhkan, ASF dapat menyebar melalui kontak langsung, serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan dan lainnya. Untuk babi yang terkena penyakit ASF, isolasi hewan sakit dan peralatan serta dilakukan pengosongan kandang selama dua bulan.
"Untuk babi yang mati karena penyakit ASF dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas," katanya.
Pada 2019, Kementerian Pertanian menyatakan Indonesia dalam siaga satu menghadapi virus flu babi ini, berbagai langkah dengan melibatkan para pihak telah dilakukan dalam upaya mencegah dan penanganannya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Ancaman Serangan Digital Mengintai Aktivis Sumbar, Ini Hasil Diskusi Publik AJI Padang dan INTERES
-
Penghargaan dari Euromoney Awards for Excellence 2025, Wujud Komitmen BRI Perkuat Layanan
-
Indeks Pariwisata Halal Sumbar 2025 Meningkat versi IMTI, Ini Alasannya
-
Warga Sumbar Dilarang Makan Telur Penyu, Ini Alasannya
-
Padang Siapkan Tsunami Drill Skala Besar, 200 Ribu Warga Bakal Dilibatkan Ikut Simulasi Bencana!