Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 28 Oktober 2021 | 19:19 WIB
Wakil Bupati Solok yang Ketua DPC Gerindra Kabupaten Solok, Jon Firman Pandu. [Suara.com/ Riki Chandra]

SuaraSumbar.id - Wakil Bupati Solok, Jon Firman Pandu, merespon tudingan penerimaan uang 'mahar' politik jelang Pilkada 2020 dari Iriadi Dt. Tumanggung, salah satu calon Bupati Solok yang pernah mendaftar sebagai bakal calon bupati ke Partai Gerindra.

Jon Firman Pandu memastikan, Partai Gerindra tidak mengenal mahar politik. Menurutnya, uang yang diberikan Iriadi tersebut merupakan sumbangan kepada partai yang datang darinya dirinya sendiri tanpa pemaksaan.

"Itu proses jelang Pilkada. Beliau (Iriadi) menyumbang ke partai melalui saya sebagai Ketua DPC Gerindra Kabupaten Solok. Partai Gerindra tidak mengenal mahar politik," kata Wabup Solok yang akrab disapa Jon Pandu itu, Kamis (28/10/2021).

Jon Pandu mengatakan, sebelum Gerindra membuka pendaftaran bakal calon bupati, dia sudah berkomunikasi. Menurutnya, Iriadi merupakan sosok perantau yang ingin pulang membangun kampung dengan maju menjadi bupati. Lantas, dia berminat maju lewat Partai Gerindra.

Baca Juga: Harga Cabai di Solok Selatan Melambung, 1 Kilogram Rp 50 Ribu

"Beliau ingin berpartipasi (menyumbang) ke partai. Tapi saya katakan, keputusan maju sebagai bupati ada di tangan pusat (DPP Gerindra), bukan di saya sebagai Ketua DPC Gerindra," katanya.

Setelah itu, Jon Pandu mengaku mempertemukan Iriadi dengan pengurus DPP Partai Gerindra di Jakarta. Namun, karena berbagai pertimbangan dan alasan, Iriadi tidak jadi diusung oleh Gerindra sebagai calon bupati.

"Sekarang masalahnya dihembuskan, itu kan proses jelang Pilkada. Sampai-sampai nama keluarga saya dibawa-bawa," bebernya.

Jon Pandu tak menampik jika memang istri dan mertuanya yang menerima uang sumbangan untuk partai Gerindra itu. Namun, keluarganya tidak mengetahui apa yang mereka terima karena dikirim seperti paket oleh tim Iriadi.

"Beliau bilang, bantuan saya untuk partai antar kemana? Orang saya udah sampai di Solok. Saya kebetulan di Jakarta, makanya minta ke rumah saja dan di rumah ada istri bersama mertua. Uang itu dikirim paket sama tim beliau," bebernya.

Baca Juga: Ramalan Joko Joyoboyo Pilpres 2024 Ala Arief Poyuono, 3 Sosok yang Namanya Mendekati

Jon Pandu menegaskan, sumbangan tersebut merupakan persoalan dengan partai dan bukan dirinya secara pribadi. Menurutnya, tudingan mahar politik membuat preseden buruk terhadap Gerindra dan dirinya sebagai pribadi. Dia mengaku juga sudah berkoordinasi dengan DPD Gerindra Sumbar.

Jon Pandu juga merespon baik keinginan Iriadi Dt Tumanggung yang akan menyeret persoalan ini ke ranah hukum. "Negara kita negara hukum, silahkan menempuh jalur hukum seperti yang beliau sampaikan di sejumlah media online," katanya.

"Sekarang saya fokus kerja saja. Proses ini biarkan berjalan seperti air mengalir," sambungnya lagi.

Sebelumnya, sejumlah pemberitaan di media online menyebutkan bahwa mantan calon bupati Solok di Pilkada 2020, Iriadi Dt. Tumanggung merasa tertipu dan bakal mempolisikan Ketua DPC Gerindra Kabupaten Solok, Jon Firman Pandu.

Rencana pelaporan tersebut menyangkut persoalan dugaan pemberian mahar politik kepada Partai Gerindra yang jumlah mencapai Rp 850 juta sebagai kontribusi kepada partai.

“Saya akan buat laporan polisi kalau uang tersebut tidak dikembalikan,” katai Iriadi, seperti yang diberitakan kongkrit.com pada Rabu (27/10/2021).

Menurutnya, uang tersebut diantar oleh sopirnya bernama Alam, bersama dengan Dt. Labuah dan disaksikan saudaranya, Tili. Uang tersebut diterima langsung oleh istri dan mertua Jon Firman pandu karena saat itu Jon Pandu sedang berada di luar daerah (Jakarta).

Load More