Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 03 Oktober 2021 | 17:41 WIB
Kurambiak. [Dok.Klikpositi.com]

SuaraSumbar.id - Selain terkenal dengan kulinernya, Sumatera Barat (Sumbar) juga memiliki sejumlah senjata tradisional yang menjadi ciri khas Ranah Minang.

Senjata tersebut digunakan untuk berbagai keperluan. Mulai dari berburu, atau untuk bertahan dari serangan musuh. Berikut 5 senjata tradisional Sumbar yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Kurambiak

Senjata ini merupakan pisau genggam kecil yang bentuknya melengkung, digunakan oleh pendekar Minangkabau dan tersebar ke Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Di Minangkabau, senjata ini disebut kurambiak/karambiak, sedangkan negara barat menyebutnya karambit. Kurambiak bisa digunakan untuk menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan dengan cepat dan tak terdeteksi, hal inilah yang membuat kurambiak termasuk senjata yang berbahaya.

Baca Juga: Bongkar Praktik Penimbunan BBM Solar di Padang, Polisi Ringkus 2 Pelaku, 1 Buron

Kurambiak. [Dok.Istimewa]

Bentuk senjata ini terinspirasi dari cakar harimau yang banyak berkeliaran di hutan Sumatera pada saat itu. Untuk menggunakannya, kurambiak dipegang dengan memasukkan jari pertama atau telunjuk ke lubang di bagian atas pegangan, sehingga lengkungan pisau mengarah ke depan dari bagian bawah kepalan tangan. Digunakan dalam pemotongan dengan cara memutar tangan saat kurambiak sudah masuk atau mengenai sasaran, sehingga bagian dalam dari sasaran (urat, usus dan lainnya) terputus.

Jika dilihat dari luar, luka yang disebabkan oleh kurambiak terlihat kecil, namun didalamnya urat atau usus sudah terputus. Dengan memasukkan jari telunjuk ke lubang gagang kurambiak, lawan akan kesulitan untuk melucuti kurambiak dan memungkinkan senjata ini untuk bermanuver di jari-jari tanpa kehilangan pegangan.

2. Sumpitan

Sumpitan merupakan senjata yang digunakan untuk berperang, berburu, atau bertempur secara terbuka. Senjata ini memiliki daya tembak dan akurasi yang sangat baik hingga 200 meter. Senjata ini memiliki bentuk seperti tabung kecil, sehingga memungkinkan panah kecil yang dimasukkan dan ditembakan melesat jauh menuju sasaran.

Sumpitan memiliki fungsi untuk berburu hewan, yang merupakan salah satu peninggalan leluhur, sehingga masih dilestarikan dan digunakan untuk berburu oleh suku Minang. Senjata ini tidak merusak alam dan hemat biaya, karena bahan yang digunakan sangat alami.

Baca Juga: Kapolda Sumbar Target Vaksinasi 100 Persen

3. Piarik

Piarik merupakan senjata tradisional Minangkabau yang memiliki bentuk tombak dengan tiga mata tajam seperti Trisula. Dilihat dari bentuknya, piarik mirip dengan senjata utama Dewa Siwa dalam kepercayaan Hindu, karena sebelum masuknya Islam ke Sumatera Barat, masyarakat Minang masih menganut agama Hindu.

Senjata tradisional ini seringkali digunakan masyarakat Sumatera Barat untuk berburu binatang yang berukuran besar, dan digunakan sebagai alat pemotong serbaguna. Kini, piarik masih dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh warga Minangkabau, dan sudah menjadi salah satu warisan budaya bangsa Indonesia.

4. Ruduih

Rudiuh merupakan senjata tradisional sejenis golok, yang berfungsi untuk bertempur di medan perang. Selain untuk berperang, senjata ini terkadang juga digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti bertani atau berkebun.

Bentuknya menyerupai Klewang yang memiliki bilah tajam pada satu sisi, namun sisi bilah pada klewang tajam dan lurus, sementara ruduih sedikit cembung ke dalam. Bentuk sarung (warangka)nya berbeda, klewang memiliki sarung yang mirip dengan sosok naga, sedangkan ruduih dibuat sederhana seperti golok biasa.

5. Klewang

Klewang merupakan senjata tradisional yang bentuknya menyerupai parang atau golok, ukuran, berat, dan bentuknya diantara senjata golok dengan kampilan. Senjata ini memiliki bilah lurus dengan satu mata sisi tajam, tetapi dalam beberapa klewang juga memiliki bilah yang melengkung.

Panjang klewang sendiri setara dengan panjang pedang, digunakan untuk melawan penjajah dan menjadi senjata utama. Namun untuk sekarang, klewang lebih banyak digunakan sebagai senjata untuk membantu kegiatan keseharian masyarakat Minangkabau.

[Penulis: Carissa]

Load More