SuaraSumbar.id - Sejumlah tokoh asal Kabupaten Kepulauan Mentawai menilai wacana pengubahan nama provinsi Sumatera Barat menjadi Daerah Istimewa Minangkabau (DIM) sebuah kemunduran.
Hal itu dinyatakan Rinto Wardana Samaloisa, seorang pengacara yang juga tokoh asal Mentawai.
“Sumbar tidak homogen tapi heterogen. Ada Mentawai yang berbeda dari 18 Kabupaten kota lainnya. Dalam penelitian Cornelis van Vollenhoven tentang hukum adat sudah tegas memisahkan adat Minangkabau dengan Mentawai ke dalam 19 kabupaten kota,” katanya kepada Covesia.com jaringan Suara.com, Rabu (17/3/2021).
Menurut Rinto, DIM bisa saja diwujudkan jika Mentawai keluar dari wilayah provinsi Sumbar. Namun, keputusan tersebut dirasa keliru.
“Tidak ada gunanya penggantian nama. Menghabiskan energi dan membuang-buang biaya. Kita bangun saja Sumbar dengan kearifan lokal yang ada,” katanya.
Rinto menyebut jika wacana DIM juga bisa memicu tindakan rasial di Sumbar. Bahkan dikhawatirkan menimbulkan konflik horizontal.
“Tidak ada jaminan Sumbar maju karena menjadi daerah istimewa. Sumbar maju karena infrastruktur, tidak hanya budaya. Jangan berpikir satu dikedepankan yang lain dikebelakangkan," katanya.
Senada dengan itu, tokoh Mentawai lainnya, Juniator Tulius mengatakan, menjadikan seluruh wilayah Sumbar sebagai DIM jelas tidak bisa.
“Bagi Mentawai, itu pengecilan atau kasarnya peniadaan suku bangsa Mentawai di Sumbar,” kata Antropolog itu.
Baca Juga: Komentar Bupati Mentawai Soal Isu Sumbar Jadi Daerah Istimewa Minangkabau
Jika terus dipaksakan, kata Juniator, Mentawai harus dilepas dulu dari Sumbar dan menjadi provinsi tersendiri. Sebab, Mentawai tentu tidak mau terjajah dalam keistimewaan Minangkabau di Sumbar.
“Saya kurang tahu karena belum lihat naskah akademiknya. Karena itu peranan aktif Pemda Mentawai (eksekutif dan legislatif) mencari tahu perkembangan DIM dan di mana posisi Mentawai dalam hal ini,” jelasnya.
Hanya saja, kata Tulius, dasar pembentukan DIM baru ditahap wacana. Artinya, belum menjadi keputusan, apalagi Undang-Undang yang mengaturnya belum disahkan.
“Kalau meletakkan perspektif Keminangkabauan, tentu rencana itu sebuah hal yang baik,” sebutnya.
Sumbar sejatinya sudah memiliki posisi istimewa di NKRI. Banyak tokoh-tokoh nasional pendiri bangsa berasal dari Sumbar, khususnya dari suku Minangkabau.
“Kalau para tokoh itu mau mengistimewakan kesukubangsaannya di NKRI sudah mereka lakukan dari dulu. Kenyataannya, tidak demikian karena semangat keberagaman sangat dijunjung tinggi oleh tokoh-tokoh Minangkabau pada waktu itu,” ujarnya.
Tag
Berita Terkait
-
Truk BBM Masuk Jurang di Kota Padang Usai Tabrak Tiang Listrik
-
Tunjangan ASN Pemko Padang Naik Saat Pandemi, Sekda Tembus Rp 20 Juta Lebih
-
Terseret Arus, Siswa SD Hanyut di Sungai Padang Pariaman
-
Aliansi Gerakan Suara Rakyat Sumbar Desak Presiden Cabut PP Soal Ini
-
Pria di Bukittinggi Ditusuk Saat Berjemur Pagi, Leher hingga Perut Luka
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Bantuan Logistik ke Bateh Samuik Pasaman Barat Ditembus Helikopter BNPB, Ini Kata Wali Nagari
-
Kronologi Warga Pasaman Hanyut hingga Ditemukan Tewas, Hilang 2 Hari
-
59 Dapur Umum di Sumbar Masih Beroperasi, Distribusi Ribuan Nasi Bungkus Berlanjut
-
6 Parfum Pria Semakin Berkeringat Semakin Wangi, Bikin Lelaki Makin Percaya Diri!
-
Polisi Gagalkan Penyelundupan 120 Kg Ganja Saat Bencana Sumbar, Mau Diedarkan di Padang-Bukittinggi