Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 26 Februari 2021 | 20:48 WIB
Ketua DPRD Pasaman Barat, Parizal Hafni. [Dok.Klikpositif.com]

SuaraSumbar.id - Ketua DPRD Pasaman Barat, Parizal Hafni, membantah menampar Hamka (20), seorang sopir truk yang melaporkannya ke polisi. Dia juga heran soal tudingan penodongan senjati api (senpi), seperti yang disampaikan Hamka ke jajaran Polres Pasaman Barat, Sumatera Barat.

"Tidak benar saya menampar. Tampar dari mana, saya memang menepuk pelan bahunya, namun itu sebagai rasa upaya menghilangkan ketegangan si sopir ini dan menasehatinya waktu itu," kata Parizal saat dihubungi Klikpositif.com - jaringan Suara.com, Jumat (26/2/2021).

Politisi Gerindra itu menceritakan awal kejadian tersebut. Saat itu, dia pulang dari arah Ujung Gading bersama keluarga. Lantas, saat melintas di lokasi kejadian, mobilnya berpapasan dengan truk bermuatan sawit dari arah berlawanan.

Akibat kejadian itu, sopir Ketua DPRD terpaksa menghindar dengan cara membanting stir hingga mobil terperosok masuk ke dalam parit sisi jalan.

Baca Juga: Lapor Polisi, Hamka Ditampar dan Ditodong Senpi Pimpinan DPRD Pasaman Barat

"Truk ini kami elakkan karena ditanjakan hendak mendahului mobil yang ada di depannya," katanya.

"Mobil kami terpaksa didorong. Usai mobil keluar, kita kejar truk itu. Bukan saya yang menanyai awal, tapi ajudan dan sopir," sambungnya.

Setelah kejadian itu, kata Parizal, pihaknya saling bermaaf-maafkan dengan sopir truk dan itu disaksikan banyak orang.

"Beratus orang menyaksikan. Makanya saya heran, kenapa tiba-tiba saya dibilang menampar sampai berdarah. Itu tidak ada," tegasnya.

"Saya juga kenal siapa ayahnya sopir ini dan saya pun menitipkan salam agar menyampaikan ke ayahnya karena ayahnya kawan saya," sambungnya lagi.

Begitu juga soal tudingan penodongan menggunakan senpi. Dia mengaku tak tahu menahu soal itu.

Baca Juga: Karhutla Marak, Kapolda Sumbar: Buka Lahan Jangan Dibakar

"Saya tidak tau kapan ada penodongan. Saya bingung. Pistol apa?. Boleh ditanya ke masyarakat setempat, sebab banyak menyaksikan waktu itu," katanya.

"Nanti saya sampaikan saat pembuktian dalam keterangan saksi. Saya pun turun waktu menemui sopir ini disaksikan oleh salah seorang warga, baru saya turun. Bukan kita hadang begitu saja dia, tidak ada itu," sambungnya.

Dia pun mengaku tak mungkin melakukan hal-hal bodoh kepada masyarakat. Apalagi saat kejadian itu, ada anak dan istrinya di dalam mobil.

"Kami yang hampir mati karena mengelakkan truk ini. Sopir ini harusnya berhenti, jangan main kabur saja," terangnya.

Sebelumnya, Hamka (20), seorang sopir truk melaporkan seorang oknum pimpinan DPRD Pasaman Barat, ke polisi. Warga Kecamatan Sungai Aur itu mengaku ditampar dan ditodongkan senjata api (senpi).

Kabar itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Pasaman Barat, AKP Fetrizal. Dari laporan Hamka, peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/2/2021) sekitar pukul 16.50 WIB.

Kejadian dugaan penganiayaan itu berawal dari permasalahan truk yang dikemudikannya dengan mobil oknum pimpinan DPRD Pasaman Barat itu.

Lantas, wakil rakyat itu turun dan diduga menampar sopir truk tersebut. Tak hanya itu, bagian perut Hamka juga diduga ditodongkan senpi oleh ajudan pimpinan DPRD Pasaman Barat.

Hanya saja, kata AKP Fetrizal, pihaknya masih mendalami soal penodongan senpi tersebut.

"Informasi sementara, senpi itu ditodongkan ke arah perut sopir truk. Ini perlu pembuktian. Sebab, saksi belum diperiksa. Kemungkinan besok dilakukan pemanggilan saksi," katanya kepada SuaraSumbar.id, Jumat (26/2/2021).

Load More