Kasri mulai menetap di Tabek sejak 2004. Satu halnya mendasarinya pulang adalah untuk melanjutkan pengabdian kakaknya Ainismar (almarhumah), salah seorang pendiri Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Muallimin, sekolah pertama di kampung itu.
"Saya pulang karena pesan beliau meminta saya melanjutkan perjuangan MIS Muallimin yang berdiri atas air mata guru-guru. Sekolah swasta ini betul-betul reyot dulunya dan kini sedang menunggu status penegeriannya," kenang guru Bahasa Arab dan Penjaskes di MIS Muallim Tabek itu.
Aktif di madrasah tak membuat Kasri tumpul ide dan berkutat di ruang kelas. Dia justru semakin aktif memulai gerakan sosial pemuda di Jorong Tabek. Berbagai terobosan dilakukannya. Mulai dari gotongroyong rutin bersi-bersih kampung hingga bakti sosial kemasyarakatan lainnya.
Kasri sadar, gerakan sosial mengubah pola pikir masyarakat Tabek tidak semudah membalikkan telapak tangan. Belum lagi cemooh orang kampung yang menyebut kegiatan sosial sebatas hura-hura sehari dua hari. Banyak lagi nada miring yang sampai ke telinganya, namun semua dianggap angin lalu.
"Malah makin semangat. Prinsip saya, bagaimana mau berubah kalau tidak mau memulai," tuturnya.
Jalan perubahan itu kian terang di penghujung 2015 atau setelah kebakaran hebat menghanguskan 27 unit rumah warga Nagari Talang Babungo. Mula-mula, perwakilan PT Astra Internasional Tbk datang ke nagari itu untuk menyalurkan bantuan.
Namun setelah berdiskusi lama, pihak Astra juga terkesan dengan Tabek yang kampungnya masih sangat asri dan sangat cocok untuk pengembangan program Kampung Berseri Astra (KBA). Alhasil, Jorong Tabek terpilih menjadi satu-satunya KBA di Sumbar dan ditunjuklah Kasri sebagai ketua.
"Saya bilang ini sengsara membawa nikmat. Pihak Astra datang awal ke sini untuk memberi bantuan kebakaran, tapi pulang dari sini bawa semangat Tabek," katanya.
KBA hadir di tengah penolakan warga. Sebagian masyarakat berprasangka program Corporate Social Responsibilty (CSR) perusahaan internasional ini akan membawa mudarat pada generasi muda yang selama ini kuat menjaga kultur budaya dan agama.
Baca Juga: Alasan Paslon Gubernur Sumbar Nasrul Abit-Indra Catri Gugat KPU ke MK
"Awal-awal dulu sulit sekali meyakinkan warga. Pegiat KBA Tabek hanya tiga orang, kini sudah lebih 600 orang relawan aktif di KBA. Suatu semangat yang tidak bisa dinilai dengan uang," kata putra ketiga dari enam bersaudara itu.
Sejak disentuh KBA, wajah Tabek berubah total. Kampung kumuh dipenuhi semak berganti menjadi kampung seribu bunga. Pinggiran jalan bercoran semen dengan lebar sekitar 2,5 meter disesaki beragam jenis bunga.
Kasri membagi Jorong Tabek ke dalam 11 zona dan setiap zona membawahi sekitar 40 kepala keluarga. "Dengan zona ini, apa yang kita lakukan itu jadinya serentak dan terarah. Sekarang kampung ini sudah lazim sebut tinggal di zona satu, empat, delapan atau sebelas," katanya.
Di setiap zonasi Jorong Tabek juga dibangun halte yang terbuat dari bambu atau batang aren tak terpakai. Uniknya, halte digunakan untuk bersantai. Ada juga yang memanfaatkannya sebagai tempat berdiskusi melepas lelah sepulang bekerja.
"Itulah bedanya halte di kampung kami dari halte di kota besar. Bahannya tidak dari semen. Tapi memanfaatkan semua batang kayu dan ijuk. Satu halte menghabiskan biaya sampai Rp 3 juta," katanya.
Di Tabek hari ini, tak ada lagi orang yang malu memungut sampah di jalanan. Mereka tak segan menyapu jalan ketika menemukan sampah berserakan. Budaya ini telah menyentuh setiap pribadi masyarakat kampung tersebut.
Tag
Berita Terkait
-
Ancam Remaja Pakai Samurai, Begal di Padang Ditembak Polisi
-
Duarr! Tabung Gas Meledak di Rumah Makan Padang, 6 Orang Luka-Luka
-
Padang Tak Larang Warga Tahun Baru di Pusat Kota, Objek Wisata Dibuka
-
252 Kebakaran Terjadi di Kota Padang Selama 2020, 5 Orang Luka-luka
-
Kota Padang Tak Lagi Zona Merah Covid-19
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Harimau Sumatera Makin Mengganas di Agam, Ternak Warga Dimangsa dalam Kandang!
-
Apa Bahaya Rahim Copot? Dokter Sebut Perempuan Tak Lagi Bisa Punya Anak
-
CEK FAKTA: Purbaya Minta Gaji TNI Naik dan Turunkan Gaji Polisi, Benarkah?
-
14 Cara Ajukan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan 2025, Bisa Akses Mirip Pinjol Lewat JMO!
-
BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS untuk Perkuat Struktur Keuangan