- Jalan nasional Medan–Aceh Tamiang kembali normal usai banjir bandang.
- Jembatan Krueng Tamiang dibuka, pengungsian dipindah, arus lalu lintas lancar.
- Puluhan alat berat dikerahkan, Kementerian PU optimistis pemulihan segera selesai.
SuaraSumbar.id - Akses Jalan Nasional di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, akhirnya kembali berfungsi normal setelah sempat lumpuh akibat banjir selama lebih dari satu bulan. Pemulihan ini menjadi sinyal penting bangkitnya mobilitas dan aktivitas masyarakat pascabencana yang melanda wilayah tersebut.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga memastikan ruas jalan nasional Medan–Aceh Tamiang kini telah dapat dilalui kendaraan. Infrastruktur vital tersebut sebelumnya terdampak banjir bandang dan longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Aceh.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 Provinsi Aceh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU, Ardian Adhitama, menjelaskan bahwa secara umum akses jalan nasional tersebut sebenarnya sudah bisa digunakan sejak beberapa waktu lalu. Namun, pada tahap awal pemulihan masih terdapat hambatan teknis di lapangan.
Hambatan tersebut disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang mogok dan rusak akibat terendam banjir, sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Kondisi itu kini telah teratasi sepenuhnya.
“Jadi secara keseluruhan untuk jalan nasional sudah cukup lama fungsional dan bisa diakses secara penuh. Namun pada awalnya memang terkendala mobil-mobil yang masih mogok dan rusak karena banjir. Saat ini sudah fungsional semua, sudah lancar semua,” kata Ardian di Aceh Tamiang, Sabtu 27 Desember 2025.
Selain ruas jalan nasional, Ardian juga memastikan Jembatan Krueng Tamiang mulai dibuka kembali untuk umum sejak hari ini. Sebelumnya, jembatan tersebut dimanfaatkan sebagai lokasi pengungsian warga terdampak banjir.
Penggunaan jembatan sebagai tempat pengungsian menyebabkan kapasitas akses menjadi terbatas dan memicu kemacetan. Dengan dipindahkannya pengungsian ke lokasi relokasi baru, arus lalu lintas diharapkan semakin lancar.
“Jembatan Krueng mulai hari ini sudah dibuka aksesnya. Mudah-mudahan mulai hari ini sudah semakin lancar dengan dipindahkannya pengungsian dari atas jembatan ke relokasi yang baru,” ujarnya.
Seiring membaiknya akses transportasi, kehidupan masyarakat Aceh Tamiang perlahan mulai bergerak kembali. Warga mulai beraktivitas di pasar-pasar dan sejumlah toko secara bertahap, meski kondisi belum sepenuhnya pulih.
“Kami lihat warga sudah mulai beraktivitas kembali di pasar-pasar. Toko-toko juga sedikit-sedikit sudah mulai berjualan. Kemarin kami juga membantu pembersihan di pasar,” jelas Ardian.
Untuk mempercepat proses pemulihan, Kementerian PU mengerahkan puluhan alat berat yang didukung rekanan serta masyarakat lokal. Alat berat tersebut disebar di berbagai titik penanganan, baik di jalan nasional maupun area lain terdampak banjir.
“Secara total ekskavator bisa mencapai 26 unit, tersebar di jalan nasional, luar jalan nasional, perkantoran, dan pembukaan akses jalan. Selain itu ada sekitar tiga unit loader, dua backhoe loader, enam unit loader tambahan, serta grader sekitar lima unit,” ungkap Ardian.
Dari sisi sumber daya manusia, sekitar 20 personel berasal dari Kementerian PU di PPK 1.5, ditambah sekitar 30 tenaga harian yang merupakan warga setempat.
“Kita berdayakan masyarakat setempat. Artinya kita optimis kondisi ini pasti segera pulih. Kami ingin secepatnya menyelesaikan penanganan ini,” katanya.
Ardian menegaskan, pemulihan Aceh Tamiang pascabencana berjalan berkat kolaborasi lintas sektor tanpa sekat kelembagaan.