Satu studi pada 92 wanita menemukan bahwa jahe lebih efektif dibandingkan obat standar dalam mencegah mual dan muntah pasca operasi yang disebabkan oleh anestesi umum.
Meski begitu, pastikan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum menggunakan jahe setelah operasi. Ini dapat mengganggu pembekuan darah, meskipun penelitian tentang hal ini masih terus berkembang dan diperlukan lebih banyak untuk menyelidikinya lebih lanjut.
3. Mengatur Tekanan Darah dan Mendukung Kesehatan Jantung
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi jahe 2 hingga 6 gram per hari dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit jantung. Hal ini karena senyawa dalam jahe mampu membantu menurunkan tekanan darah, membantu mencegah penggumpalan darah, menurunkan kolesterol dan meningkatkan sirkulasi darah.
4. Mengatur Berat Badan dan Kadar Gula Darah
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi jahe memiliki efek menguntungkan pada berat badan dan pengelolaan gula darah. Efek panas pada jahe yang terasa dari aroma pedasnya, mampu membantu meningkatkan termogenesis atau produksi panas oleh tubuh, sehingga berdampak pada proses pembakaran lemak.
Termogenesis ini juga mambu meningkatkan pemecahan lemak untuk energi sehingga menghambat penyimpanan dan penyerapan lemak
Selain itu, jahe dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah pada penderita diabetes tipe 2 dan obesitas dengan menurunkan kadar insulin puasa, hemoglobin A1C, dan trigliserida. Hemoglobin A1C merupakan indikasi kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.
5. Redakan Nyeri dan Peradangan
Penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam jahe yang disebut gingerol dan shogaol membantu mengurangi risiko peradangan. Orang-orang secara khusus mempelajari jahe karena pengaruhnya dalam menghilangkan rasa sakit akibat osteoartritis lutut.