SuaraSumbar.id - Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengemukakan bahwa perasaan tertindas selama proses Pemilu 2024 telah menciptakan hubungan emosional antara tim pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimmin Iskandar (AMIN).
Menurut Hasto, berbagai tindakan intimidasi yang terjadi selama Pilpres 2024 telah membuka jalur komunikasi antara kedua kubu paslon Pilpres nomor urut 01 dan 03.
Dalam pernyataannya di Kantor DPD PDIP DIY, Kota Yogyakarta, Hasto mengutip Bung Karno, menyatakan bahwa penindasan bisa menyatukan dan mendorong perlawanan.
"Penindasan itu menyatukan, kita berjuang membangun kemerdekaan karena perasaan tertindas. Kata Bung Karno, jangankan sebuah bangsa, cacing pun diinjak-injak akan kluget-kluget melakukan perlawanan," kata Hasto.
Baca Juga:Ada Kader PPP Membelot ke Mantan Pasangannya Dulu, Sandiaga Uno: Kami Tetap Ganjar - Mahfud MD
Pilpres 2024, menurut Hasto, telah diwarnai oleh intimidasi yang ditujukan kepada berbagai pihak, mulai dari ketua RT, kepala desa, hingga tokoh-tokoh seperti jurnalis Najwa Shihab dan seniman Butet Kertaredjasa.
"Ketika ada perasaan intimidasi dan ada penggunaan kekuasaan negara secara telanjang, maka inilah yang membangkitkan hubungan emosional antara tim pemenangan (paslon) 01 dan 03," tambahnya.
Hasto menyatakan bahwa hubungan emosional ini terbentuk dengan tujuan untuk memastikan proses demokrasi dalam pemilu mencerminkan kedaulatan rakyat.
Ia juga menyebut pelaporan Anies ke Bawaslu sebagai contoh penolakan terhadap prinsip demokrasi, menganggapnya sebagai tanda awal otoritarianisme.
Komunikasi antara kubu Ganjar-Mahfud dan AMIN semakin intensif dan hangat, termasuk perbincangan hangat antara Anies-Cak Imin dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani setelah debat ketiga Pilpres 2024.
Baca Juga:Klaim Hoaks Video Viral Pembicaraan Pejabat Batubara Dukung Capres 02
Selain itu, kubu Anies-Cak Imin juga memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada PDIP yang merayakan ulang tahunnya yang ke-51 pada 10 Januari lalu, menandai peningkatan interaksi dan potensi kerja sama politik.
Kontributor : Rizky Islam