Produksi Ikan Sumatera Barat Menurun, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Produksi perikanan tangkap di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami penurunan. Tercatat, hingga semester I tahun 2023 ini, produksinya baru mencapai 89 ribu ton.

Riki Chandra
Rabu, 15 November 2023 | 13:23 WIB
Produksi Ikan Sumatera Barat Menurun, Ini 3 Faktor Penyebabnya
Ilustrasi ikan tuna. [Dok. Pixabay.com]

SuaraSumbar.id - Produksi perikanan tangkap di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami penurunan. Tercatat, hingga semester I tahun 2023 ini, produksinya baru mencapai 89 ribu ton.

"Produksi perikanan tangkap hingga Juni 2023 baru mencapai 89 ribu ton," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Reti Wafda, Rabu (15/11/2023).

Tahun 2022 lalu hingga periode yang sama, hasil tangkapan nelayan mencapai 202 ribu ton. Pihak DKP Sumbar menyebut penurunan produksi perikanan tangkap dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, faktor durasi angin selatan yang cukup panjang jika dibandingkan tahun 2022.

"Saat angin selatan kondisi ombak sangat tinggi sehingga banyak nelayan memilih tidak menangkap ikan," ujar Reti.

Faktor kedua yakni kapal-kapal nelayan di provinsi tersebut tidak bisa keluar dari muara. Sebab, terjadi sedimentasi atau penumpukan pasir yang cukup parah di bibir muara sehingga kapal nelayan tidak bisa keluar.

Ketiga, turunnya produksi ikan di Sumbar dikarenakan banyak kapal-kapal nelayan tidak mengantongi izin. Di saat bersamaan, pengawasan kemaritiman terus diperketat sehingga banyak nelayan tidak bisa menangkap ikan di atas 12 mil.

Sementara itu, untuk produksi ikan budidaya (air tawar) hingga pertengahan tahun 2023 sudah mencapai 120 ribu ton. Pada tahun 2022 produksi ikan air tawar di Sumbar tercatat sebanyak 263 ribu ton.

Reti optimistis produksi ikan budidaya dapat tercapai hingga akhir tahun 2023. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya produksi ikan air tawar selalu mencapai target yang ditetapkan dinas tersebut.

Apalagi, Provinsi Sumbar menganggarkan 10 persen dari total APBD untuk mendorong kemajuan sektor pertanian yang di dalamnya termasuk bidang perikanan.

"Sebelumnya anggaran APBD untuk pertanian hanya empat persen, tapi sekarang 10 persen. Artinya bantuan kepada masyarakat akan lebih banyak lagi," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini