SuaraSumbar.id - Kesedihan atas tewasnya Josi Putri Cahyani (23) terpaksa harus dipendam keluarga dari kampung halaman di Korong Lancang, Nagari Aur Malintang Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Tanda-tanda berkabung di kediaman Josi ternyata sengaja tidak ditonjolkan keluarga. Rumah bercorak coklat itu tampak sepi. Halaman rumah yang luas belum terlihat adanya tenda atau bendera hitam dipasangkan. Warga juga diminta untuk tidak melayat, setelah kabar Josi tewas tersiar di kampung halaman.
"Di dalam rumah ini saja duduk. Nanti terlihat neneknya," kata Ardines, tante Josi saat ditemui di kediamannya, Minggu (27/8/2023).
Tidak jauh dari rumah pertama ini, terdapat rumah lainnya milik keluarga Josi yang dihuni nenek dan adiknya. Josi selama ini memang dikenal sangat dekat dengan neneknya yang telah berusia 70 tahun.
Baca Juga:Gubernur Khofifah Paparkan Kekuatan Jatim Sebagai Pusat Gravitasi Indonesia
Dirinya dirawat dan dibesarkan sejak umur dua tahun oleh sang nenek. Sedangkan orang tuanya yang telah berpisah, saat itu harus meninggalkan Josi untuk merantau. Ibunya berangkat ke Malaysia dan ayahnya di Jakarta. Sudah lama Josi tak bertemu dengan sang ibu, terkahir kali pada 2009 silam.
Kabar tewasnya Josi di apartemen di Kota Maebashi, Perfektur Gunma, Jepang, sampai saat ini belum diketahui neneknya. Harapan besar untuk cucunya terus dinanti sang nenek, karena keluarga hanya memberi tahu bahwa Josi hilang.
Ardines menyebutkan, nenek Josi akan sangat terpukul jika mendapat kabar cucunya telah meninggal. Pihak keluarga merahasiakan itu mengingat neneknya yang memiliki riwayat sakit jantung.
"Ini televisi kami matikan. Colokkan bahkan dipindah-pindahkan agar tidak dinyalakan dan mengetahui berita. Kami semua perempuan di sini, tidak ada laki-laki, takut kenapa-kenapa (nenek)," ucapnya.
"Di warung-warung warga sudah diberitahu, jagan ke sini (untuk melayat) nanti nenek kaget. Nenek tahu kabar Josi ini hanya hilang," sambungnya.
Baca Juga:India Setop Ekspor, Begini Cara Pemerintah Pasok Gula Biar Tak Langka
Uang untuk nenek
Tangis Ardines tampak tertahan. Sesekali ia membolak-balikkan album foto yang terdapat kenangan Josi di momen pesta pernikahan saudaranya.
Perempuan 53 tahun ini masih tak menyangka anak pintar dan ceria yang dikenalnya itu telah pergi untuk selamanya. Padahal, pagi 17 Agustus sebelum dinyatakan hilang kontak, Josi sempat telepon dengan neneknya.
Josi saat itu menanyakan kabar dan memberitahu bahwa dirinya sudah mendapatkan pekerjaan. Dirinya juga berniat ingin kirim uang untuk nenek.
"Sama neneknya teleponan tanggal 17 pagi itu. Sorenya, nomor teleponnya tidak aktif lagi," ucap Ardines.
Kasih sayang nenek kepada Josi begitu dalam. Pesan yang selalu disampaikan kepada cucunya untuk agar dapat menjaga diri dan berhati-hati di negeri orang.
- 1
- 2