SuaraSumbar.id - Polisi Jepang telah menangkap Keiichiro Kajimura (40), pria pengangguran yang diduga mengetahui kematian Josi Putri Cahyani (23). Josi merupakan pelajar bahasa Jepang asal Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Josi sebelumnya ditemukan tewas di apartemen di Kota Maebashi, Perfektur Gunma, Jepang. Dirinya telah hilang kontak sejak 17 Agustus 2023.
Sejumlah fakta atas tewasnya Josi mulai diungkap pihak keluarga. Mulai bantahan Josi memiliki hubungan asmara dengan Keiichiro Kajimura hingga mendapatkan ancaman.
Tante Josi, Ardines membantah keponakannya itu berpacaran dengan Keiichiro Kajimura. Keduanya diketahui baru saling mengenal.
Baca Juga:Syarat Terbaru Pendaftaran Seleksi CPNS dan PPPK 2023
"Jadi dia bukan pacaran, tapi baru kenal," kata Ardines ditemui di kediaman Josi di Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (26/8/2023).
Menurutnya, Josi kerap mendapat ancaman jika tidak mengikuti permintaan Keiichiro Kajimura. Ancaman itu yakni akan dilaporkan ke pihak Keimigrasian di Jepang, padahal Josi berangkat secara resmi.
"Josi ini diancam. Kalau tidak ikut, diancam," ungkapnya.
Ardines mengungkapkan, perkenalkan Josi dengan Keiichiro berlangsung saat keponakannya liburan di taman. Josi sempat menceritakan perkenalan kepada adiknya.
"Kenal sama laki-laki ini. Dia (Keiichiro) bilang umurnya tinggal enam bulan lagi. Jiwa sosial Josi ini memang tinggi, mudah akrab dan berteman dengan orang," cetusnya.
Baca Juga:Mobil Travel dari Medan Tabrak Bokong Truk di Toba, Penumpangnya Tewas
Namun ternyata, kata dia, Keiichiro Kajimura mengajak Josi untuk menikah. Tawaran ini ditolak tegas, karena Josi berniat ke Jepang hanya untuk menempuh pendidikan.
"Diajak nikah sama laki-laki ini. Ditolak, Josi bilang belum siap, dia di Jepang sekolah. Setelah itu baru diancam, akan dilaporkan ke pihak keimigrasian," imbuhnya.
Josi berangkat ke Jepang 3 April 2023. Sebelumnya, ia melangsungkan les bahasa di Jakarta lalu mendapat penghargaan dan kesempatan melanjutkan pendidikan ke Jepang.
Ayahnya yang berdomisili di Jakarta, sempat melarang untuk berangkat ke Jepang. Namun Josi tetap bersikeras berangkat karena ingin meraih cita-citanya.
Ardines menyebutkan, Josi memang dikenal sebagai anak pintar dan berprestasi. Selama menempuh pendidikan SD hingga SMP, Josi selalu mendapatkan rangking satu.
Setelah tamat SMP, Josi kemudian masuk SMK Nusantara Penerbangan di Kabupaten Padang Pariaman. Setelah lulus, ia mengikuti ayahnya di Jakarta.
"Anaknya pintar, menguasai bahasa Korea dan Jepang," katanya.
Kontributor: Saptra S