SuaraSumbar.id - Sepanjang April 2023, transportasi menjadi faktor pendorong terbesar inflasi di Sumatera Barat (Sumbar). Data itu diungkapkan Badan Pusat Stastistik (BPS) Sumbar.
Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto mengatakan, transportasi dan makanan menjadi komponen pendorong utama inflasi di bulan April. Namun untuk makanan, minuman mengalami penurunan, dan untuk transportasi ini masih akan berlanjut hingga bulan Mei 2023.
"Kemarin itu arus mudik dan ada arus balik, sehingga masih ada tekanan. Tentu masih ada risiko di sana kalau kita tidak bisa kendalikan," katanya, Rabu (3/5/2023).
Faktor makanan saat ini, kata Sugeng, sudah dapat dikendalikan dengan baik, namun harus dijaga dengan memantau pasokan komoditas, distribusi serta anomali cuaca hingga bencana lokal yang dapat menghambat jalur distribusi.
Baca Juga:Lebih 31 Ribu Warga Sumbar Kehilangan Pekerjaan Selama 2021, Pemicunya Pandemi Covid-19
"Ini yang paling dijaga agar makanan dan minuman ini tidak menjadi pendorong inflasi," kata dia pula.
Sedangkan untuk transportasi agak sulit dikendalikan, karena harga tiket pesawat terbang diatur pemerintah pusat.
"Sejauh ini masyarakat masih berpikir logis dan tidak melakukan penic buying. Kalau permintaan meningkat saat Lebaran itu wajar," kata dia lagi.
BPS Sumbar mencatat laju inflasi Sumbar yang merupakan gabungan inflasi dua kota, yakni Padang dan Bukittinggi secara year on year di angka 5,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 115,25.
Kota Padang menyumbang inflasi secara year on year sebesar 5,28 persen dengan IHK 115,23. Kota Padang berada di peringkat ke-15 dari 90 kota yang mengalami inflasi, sementara kota yang paling tinggi adalah Koto Baru sebesar 6,75 persen dan paling rendah Kota Pangkal Pinang 2,78 persen
Baca Juga:Survei BPS: Warga Sumbar Berpendidikan Rendah Abai Protokol Kesehatan
Sementara Kota Bukittinggi mengalami inflasi secara year on year sebesar 4,98 persen dengan IHK 115,45 dan berada di peringkat ke-24 dari 90 kota.
Kemudian secara year to date (y-to-d) laju inflasi Kota Padang sebesar 0,46 persen dan laju inflasi Kota Bukittinggi sebesar 0,51 persen.
"Secara agregat, inflasi y-to-d gabungan dua kota tercatat sebesar 0,46 persen," kata dia pula. (Antara)