Lewis mengatakan WHO bekerja sama dengan Negara Anggota dan Uni Eropa dalam membuat vaksin, dan dengan mitra akan menentukan mekanisme koordinasi global. Dia menekankan bahwa vaksinasi massal tidak diperlukan, tetapi WHO telah merekomendasikan vaksinasi pasca tertular cacar monyet.
Pemberian vaksin harus disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan publik, negara ke negara dan lokasi ke lokasi. Tidak semua wilayah memiliki epidemiologi yang sama, jelas dia.
Lewis juga menekankan bahwa negara-negara dengan kapasitas produksi untuk diagnostik cacar dan cacar monyet, vaksin atau terapi harus meningkatkan produksi.
Negara dan produsen harus bekerja sama dengan WHO untuk memastikan vaksin tersedia bagi kebutuhan kesehatan publik dan dengan harga terjangkau bagi negara yang sangat membutuhkan vaksin.
Baca Juga:WHO Meyakini Wabah Cacar Monyet Bisa Diselesaikan dengan Cepat
Lewis juga menjelaskan bahwa 16,4 juta vaksin tersedia saat ini tetapi harus dihabiskan. Negara yang saat ini memproduksi vaksin adalah Denmark, Jepang dan Amerika Serikat.
Dia juga mengingatkan bahwa rekomendasi untuk penderita cacar monyet saat ini adalah mengisolasi diri dan tidak bepergian sampai mereka pulih;
Bagi mereka yang melakukan kontak dengan pasien cacar monyet, diminta harus memeriksa suhu tubuh dan memantau kemungkinan gejala lain dalam jangka waktu 9 hingga 21 hari.
"Saat seseorang mendapatkan vaksin, dibutuhkan waktu beberapa minggu bagi daya tahan tubuh untuk merespon", kata Lewis. (Antara/OANA-AZERTAC)
Baca Juga:Cacar Monyet Sudah Sampai Singapura dan Malaysia, Riau Perketat Penjagaan