Ayam di Thailand Diberi Makan Ganja: Lebih Kebal Penyakit, Sehat, Gemuk, dan Harga Jual Tinggi

Ayam biasanya dijual seharga setara Rp 25 ribu per kilogram. Tetapi ayamnya akan dijual dua kali lipat dari nilai itu kalau diberi makan ganja.

Chandra Iswinarno
Senin, 20 Juni 2022 | 13:07 WIB
Ayam di Thailand Diberi Makan Ganja: Lebih Kebal Penyakit, Sehat, Gemuk, dan Harga Jual Tinggi
Ilustrasi ayam kampung. (Shutterstock)

Hasilnya belum dipublikasikan, tetapi Chompunut telah mengamati tanda-tanda positif. Ayam yang diberi suplemen ganja cenderung mengalami lebih sedikit kasus bronkitis burung.

Perihal kualitas dagingnya, dinilai dari komposisi protein, lemak dan kelembapannya, serta kelembutannya, juga lebih unggul.

Manfaat ganja untuk pengobatan dan memasak telah lama dikenal dalam tradisi Thailand, kata Chompunut.

"Adalah kearifan lokal masyarakat Thailand untuk menggunakan [daun] ganja sebagai bahan tambahan makanan, mencampurnya sebagai bahan untuk membuat mi ayam. Orang-orang memasukkannya ke dalam sup agar rasanya lebih enak.”

Baca Juga:Unik dan Nikmat! Food Vlogger Mgdalenaf Ungkap 2 Jajanan yang Wajib Dicoba di Siam Paragon Bangkok

Thailand telah melonggarkan undang-undangnya tentang ganja selama beberapa tahun terakhir. Pertama-tama melegalkan ganja untuk tujuan medis dan kemudian mengizinkan perusahaan untuk menjual produk yang mengandung rami dan CBD.

Bulan ini, pemerintah Thailand menghapus ganja dan tanaman rami dari daftar narkotika, meskipun masyarakat telah diperingatkan untuk tidak merokok di depan umum. Ekstrak yang mengandung lebih dari 0,2 persen tetrahydrocannabinol tetap ilegal.

Para pejabat mengatakan, mereka ingin meningkatkan pertanian dan pariwisata dengan memanfaatkan minat yang meningkat pada makanan dan minuman yang diresapi, dan perawatan medis.

Tidak jelas mengapa ganja memiliki efek positif pada ayam, kata Chompunut. Mungkin saja senyawa bioaktif dalam ganja telah merangsang kesehatan usus ayam, kekebalan dan dengan demikian meningkatkan kinerja mereka di tempat lain.

Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengamati apakah ganja dapat menggantikan antibiotik dalam peternakan ayam, kata Chompunut.

Baca Juga:Jangan Buang Air Sisa Ungkep Ayam, Bisa Dibikin Kremesan Super Mudah

Dia merencanakan studi kedua yang akan menggunakan ekstrak ganja dengan intensitas yang lebih tinggi untuk mengamati apa dampaknya terhadap penyakit dan tingkat kematian di antara ayam.

Aktivis Thailand berkumpul di Bangkok pada bulan April untuk mempromosikan legalisasi ganja untuk penggunaan rekreasi.

“Tren [membesarkan] ayam akhir-akhir ini ke depan ke arah pertumbuhan yang lebih bersih, lebih organik dengan penggunaan antibiotik yang lebih sedikit,” katanya.

Ada juga keinginan untuk memanfaatkan produk sampingan dan mengurangi limbah. Menggunakan ganja di peternakan ayam dapat membantu mencapai tujuan tersebut, kata Chompunut.

Ayam yang telah diberi makan ganja akan dijual dengan harga lebih tinggi di restoran peternakan, tambahnya.

Ayam biasanya dijual seharga 60 baht atau setara Rp 25 ribu per kilogram. Tetapi ayamnya akan dijual dua kali lipat dari nilai itu kalau diberi makan ganja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini