Tuddukat, Alat Tradisional Penyampai Kabar Warga Mentawai yang Bertahan hingga Kini

Tuddukat merupakan kearifan lokal warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang tetap bertahan dan digunakan sebagai penyampai kabar gembira dan duka.

Riki Chandra
Jum'at, 13 Mei 2022 | 15:15 WIB
Tuddukat, Alat Tradisional Penyampai Kabar Warga Mentawai yang Bertahan hingga Kini
Tuddukat warga Mentawai. [Dok.Antara]

Tuddukat paling besar disebut ina, ukuran sedang sileleite dan yang paling kecil disebut toga. Masing-masing tuddukat punya nada tersendiri.

Yang paling besar akan mengeluarkan bunyi vokal i dan u, yang menengah bunyi e dan o serta yang paling kecil vokal a menyerupai cara kerja kode morse.

Untuk memainkan tuddukat dipukul menggunakan dua kayu kecil berbentuk bulat yang disebut tetek.

Menurut Teteu Aikub Sakalio yang merupakan kepala suku Sakalio di Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan tuddukat tidak boleh dibunyikan oleh sembarangan orang dan hanya kepala suku yang berhak memukulnya.

Baca Juga:Pj Bupati Mentawai Kewenangan Kemendagri, SK Segera Terbit

"Ada uma pasti ada tuddukat sebagai tradisi budaya Mentawai," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak