Sebelum lahirnya NDM, ribuan masjid dan musala di Sumbar telah dilengkapi layanan sedekah dan berinfaq lewat barcode QRIS. Membantu pengelolaan keuangan masjid dengan sistem digital tersebut merupakan bagian upaya Bank Nagari membangun ekosistem syariah berbasis masjid.
Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) wilayah Sumbar, total rumah ibadah di Ranah Minang mencapai 15.803 unit. Masing-masing, 5.091 unit masjid dan 10.712 musala.
Ketua DMI Sumbar, Duski Samad mengatakan, laporan terakhir dari Bank Nagari, sudah tercatat sekitar 4 ribu lebih masjid dan musala yang memanfaatkan layanan sedekah menggunakan QRIS. Namun, belum semua rumah ibadah tersebut yang teritegrasi dengan aplikasi NDM.
"Kami berkomitmen mendukung semua terobosan Bank Nagari sepanjang untuk kebaikan umat. Apalagi, aplikasi NDM dan layanan QRIS ini tujuan utamanya untuk memakmurkan masjid," katanya.
Baca Juga:Pakar Ekonomi Sebut Konversi Bank Nagari ke Syariah Menunggu Tindakan Urgen Gubernur Sumbar
Selain memudahkan orang untuk bersedekah, kata Duski Samad, aplikasi NDM juga dapat menjembatani komunikasi DMI dengan seluruh pengurus masjid. Kemudian, membantu pengurus berbenah untuk meningkatkan pelayanan rumah ibadah. Sebab, di dalam aplikasi tersebut juga termuat kolam komentar bagi masyarakat yang mengakses.
Layanan digital Bank Nagari, kata Duski, tentu saja menunjang penguatan ekosistem syariah di Indonesia yang sekaligus mendukung program pemerintah dalam industri halal. "Wisatawan bisa lihat dari NDM. Mana masjid-masjid yang punya arsitektur bagus dan menarik dikunjungi. Pengurus bisa mengakses semua informasi tentang masjidnya di sana," katanya.
Meski begitu, NDM ini memang belum bisa menyentuh semua masjid dan musala, terutama di daerah-daerah perkampungan yang jaringan internetnya belum memadai. Duski Samad terus mendorong agar pemerintah terus bersinergi mewujudkan integrasi rumah ibadah dengan layanan digital Bank Nagari.
"Selain memacu pembenahan infrastruktur operasional, sosialisasinya juga harus berkelanjutan. Apalagi, aplikasi NDM ini baru tiga bulan. Perlu digencarkan informasinya agar lebih banyak masyarakat yang mengetahuinya," katanya.
Mantan Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Imam Bonjol Padang itu berharap agar para pengurus masjid ikut aktif menginformasikan aplikasi NDM dan QRIS. Sebab, muara dari eksistensi layanan ini tentu saja untuk kemakmuran masjid itu sendiri.
Selaras dengan itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Solok, Afrijal Harun, juga mengapresiasi kehadiran layanan digital Bank Nagari. Menurutnya, NDM maupun QRIS merupakan bentuk penyaluran sedekah dan infaq yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Afrijal mendukung setiap terobosan baru yang bermuara untuk kepentingan umat, apalagi aplikasi NDM ini bagaikan jembatan amal menuju akhirat. "Sekarang orang suka serba cepat dan mudah, termasuk untuk beramal," katanya.
Sementara itu, Dirut Bank Nagari Muhammad Irsyad dalam rilisnya pada Senin (21/3/2022) mengatakan, DMI dan pengurus-pengurus masjid di Sumbar mempercayakan keuangan masjid dan musalanya kepada Bank Nagari. Data terakhir, sudah sekitar 4 ribu masjid dan musala yang mempercayai Bank Nagari dengan total saldo mencapai Rp 34 miliar.
Menurut Irsyad, tantangan dalam pengembangan ekosistem syariah adalah karena masih rendahnya literasi dan inklusi tentang ekonomi dan keuangan syariah itu sendiri. Dia berharap, ke depan peranan masjid tidak sekadar tempat ibadah semata. Namun juga menjadi pusat pendidikan, kegiatan perekonomian hingga wisata religi.
Menurutnya, aplikasi NDM akan membantu masjid dalam mengelola keuangan masjid. Apalagi, terobosan baru itu juga terintegrasi dengan fitur barcode QRIS. "Masyarakat bisa membayar infaq dan sedekah secara non tunai melalui mobile banking atau sarana bayar digital lainnya yang ada di QRIS," katanya.