Menurut Rike, NDM ini perlu disosialisasikan lagi secara masif. Terutama di tengah-tengah kalangan generasi muda yang hampir 100 persen menggunakan android.
Tak hanya di masjid, Rike juga menyebar informasi aplikasi NDM ini ke berbagai grup-grup perantau Nagari Salayo. "Sudah banyak saya sebar di grup rantau. Ada yang di Facebook dan WhatsApp. Biasanya, perantau berinfaq dengan cara dititipkan ke keluarganya di kampung. Sekarang dengan NDM, saudara kami yang di rantau bisa langsung mengirimkannya ke masjid di kampung," katanya.
Terobosan baru NDM ini sekaligus menegaskan bahwa bank daerah yang telah 60 tahun melayani masyarakat itu, terus berkomitmen menghadirkan inovasi lewat tranformasi digital. Dalam mengintegrasikan aplikasi NDM, Bank Nagari membukakan rekening baru bagi masjid dan musala. Selain itu, pengurus juga diberikan akses untuk memperbarui informasi tentang rumah ibadahnya masing-masing.
Optimalisasi Sedekah Perantau
Baca Juga:Pakar Ekonomi Sebut Konversi Bank Nagari ke Syariah Menunggu Tindakan Urgen Gubernur Sumbar
Salah satu tujuan aplikasi NDM dihadirkan adalah untuk meningkatakan pemberdayaan ekonomi masjid dan musala di Sumbar. Kemudian, memaksimalkan pemasukan sedekah dan infaq dari Ranah dan Rantau.
Perkembangan NDM sendiri cukup baik. Sejak diluncurkan di pertengahan Desember tahun lalu, tercatat sebanyak 809 unit masjid dan musala di 19 kabupaten dan kota yang telah teritegrasi dengan NDM. Sedangkan yang telah mendowload NDM lewat Play Store android mencapai 769 akun hingga pertengahan Maret 2022.
Khusus di wilayah Bank Nagari Cabang Solok, telah tercatat sebanyak 28 masjid dan musala yang terintegrasi. "Aplikasi sedekah digital Bank Nagari ini mempermudah masyarakat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Solok, Medison, Rabu (23/3/2022).
Selain untuk masyarakat Kabupaten Solok, aplikasi NDM sangat berpotensi dimanfaatkan oleh para perantau. Lebih-lebih di tengah pandemi Covid-19. Banyak di antara perantau yang mungkin ingin bersedekah ke masjid di kampungnya, namun terhalang waktu dan keadaan.
"Biasanya perantau selalu bersedekah setiap jelang puasa dan Idul Fitri melalui sanak keluarganya di kampung. Sekarang kalau tak bisa pulang bisa langsung sedekah lewat NDM yang jelas dan aman," katanya.
Medison meyakini potensi sedekah dari perantau akan lebih optimal jika masjid dan musala di seluruh kecamatan sudah terintegrasi dengan NDM. Kabupaten Solok sendiri memiliki 14 kecamatan dengan 74 nagari yang jumlah perantaunya puluhan ribu tersebar di dalam dan luar negeri. "Itu baru Solok. Bayangkan jumlah perantau di seluruh Sumbar. Kami berharap para perantau diberi kelapangan rezki dan bisa bersama-sama membangun rumah ibadah di kampung," katanya.
Ketua DPRD Kabupaten Solok Dodi Hendra, juga mengapresiasi kehadiran NDM. Menurutnya, mereka yang tidak bawa uang saat salat di masjid, tak perlu lagi pusing karena sedekah bisa lewat ujung jari. "Aplikasi ini juga mendekatkan perantau ke kampung. Mereka bisa lihat perkembangan masjid lewat android dan langsung bisa sedekah," katanya.
Dodi berharap, pemerintah daerah terus bersinergi dalam menyosialisaikan layanan aplikasi digital Bank Nagari. Sebab, secara tidak langsung, NDM telah membantu pekerjaan pemerintah, khususnya untuk memajukan rumah ibadah.
Selain membidik perantau, aplikasi NDM juga bagian dari cara Bank Nagari mendekatkan masjid kepada generasi muda. Apalagi, mayoritas kaum milenial hingga generasi Z hampir tak lepas dari gadget. Hal ini dinyatakan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumbar, Prof Duski Samad.
Menurutnya, banyak anak-anak muda, baik yang di Ranah maupun di Rantau sukses dalam berbagai usaha. Peluang inilah yang diambil lewat aplikasi NDM, agar mereka tak ragu-ragu bersedekah. "Perantau dan generasi muda berpeluang besar menyalurkan sedekah dan infaq lewat NDM. Tapi tentu kita harus terus sosialisasikan terus agar mereka menerima dan memahami," kata Duski Samad, Rabu (23/3/2022).
Ekosistem Syariah Berbasis Masjid