SuaraSumbar.id - Komite keamanan Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) sedang meninjau sejumlah laporan tentang pendarahan parah saat menstruasi dan tidak adanya menstruasi setelah penyuntikan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech dan Moderna.
Pemeriksaan itu dilakukan pada sejumlah laporan gangguan menstruasi setelah menerima kedua vaksin tersebut. Belum diketahui pasti apakah ada kaitan antara vaksin-vaksin itu dan sejumlah laporan tersebut, kata EMA.
Pada Desember EMA juga mengaku belum menemukan adanya hubungan antara perubahan siklus menstruasi dengan vaksin Covid-19 setelah sebuah studi di Norwegia menunjukkan bahwa sejumlah perempuan mengalami menstruasi yang lebih parah usai divaksin.
EMA pada Jumat (11/2/2022) menambahkan tidak ada bukti lain yang mengindikasikan bahwa vaksin Covid-19 berdampak pada kesuburan.
Baca Juga:Serang Ukraina, Rusia Bakal Disanksi Berat Uni Eropa
Setelah menilik bukti yang ada, Komite Penilaian Risiko Farmakovigilans (PRAC) EMA menyebutkan pihaknya memutuskan untuk meminta evaluasi semua data yang ada, seperti laporan dari pasien dan profesional kesehatan, uji klinis dan publikasi literatur. (Antara/Reuters)