SuaraSumbar.id - Capaian vaksinasi Covid-19 di Sumatera Barat (Sumbar) telah berada di angka 76,19 persen atau melampaui ambang batas nasional. Salah satu pemicu melesatnya pencapaian di awal 2022 ini, tak terlepas dari gerakan Sumbar Sadar Vaksin (Sumdarsin) yang dipelopori Polda Sumbar.
Polri merupakan salah satu institusi yang diamanahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai garda terdepan dalam percepatan vaksinasi. Semua pasukan di tubuh Korps Bhayangkara itu dituntut mampu mengayomi, meyakinkan dan membawa masyarakat agar bersedia menjalani vaksinasi Covid-19.
Di Sumbar, seluruh Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) yang tersebar di ratusan nagari dan kelurahan di 19 kabupaten dan kota, menjadi ujung tombak dalam menggempur percepatan vaksinasi. Mereka berjuang meyakinkan masyarakat tentang manfaat vaksin di tengah pandemi Covid-19 yang belum kunjung mereda.
Beragam tantangan yang dihadapi polisi dalam menggenjot capaian vaksinasi Covid-19. Tak sedikit pula penolakan datang dari kalangan masyarakat dengan berbagai alasan. Ada yang takut mati hingga beranggapan vaksin itu berbahaya.
"Pasti ada yang terpengaruh informasi hoaks tentang vaksin. Cukup berat meyakinkan masyarakat awal-awal vaksinasi ini berjalan, tapi kami terus berupaya, berbaur dengan semua lapisan masyarakat agar pandemi ini bisa dilawan bersama-sama," kata Aiptu Muhammad Agus kepada SuaraSumbar.id, Minggu (30/1/2022).
Aiptu Agus adalah Kepala Polsubsektor Tigo Lurah di bawah Polsek Payung Sekaki, Kabupaten Solok. "Tigo Lurah ini ada lima nagari, masing-masing Rangkiang Luluih, Batu Bajanjang, Simanau, Sumiso dan Garabak Data. Setiap nagari itu punya satu anggota Bhabinkamtibmas," katanya mengawali kisah perjuangan mengenjot vaksinasi di daerah tersebut.
Tigo Lurah merupakan kecamatan paling terpencil dari 14 kecamatan di daerah penghasil beras ternama itu. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Solok ke Tigo Lurah mencapai sekitar 80 kilometer. Masyarakat yang ingin ke Kota Solok saja, yang jaraknya lebih dekat, harus merogoh kocek ratusan ribu untuk biaya ongkos ojek sepeda motor.
Tak mudah bagi polisi "membujuk" warga untuk bersedia disuntik vaksin. Jangankan di daerah terpencil seperti Tigo Lurah, di wilayah perkotaan yang Sumber Daya Manusia (SDM) nya rata-rata baik, pun perlu perjuangan berat.
"Di sini (Tigo Lurah), mayoritas penduduknya, terutama dewasa dan orang tua itu tamatan SD, SMP. Bisa dibayangkan sulitnya memberikan pengertian tentang vaksin ini," kata Agus yang juga menjadi Bhabinkamtibmas Garabak Data tahun 2017 lalu.
Baca Juga:LKAAM Sumbar Janji Telusuri Buku Pembelajaran Bernarasi Suku Minangkabau Beragama Katolik
Menurut Agus, masih banyak warga di Tigo Lurah yang masih berpikiran kampung sekali. Mereka sulit percaya terhadap hal baru, meski pun datangnya dari pemerintah. Namun, Agus dan rekan-rekan Bhabinkamtibmas tidak mendesak, apalagi memaksa mereka yang belum terbuka menerima vaksinasi.
"Kami tidak pernah memaksa. Polanya bicara dari hati ke hati. Kalau warga takut mati, kami bilang 'nggak pun divaksin, kalau sudah ajal, mati juga'. Kami dekati tokoh masyarakat, pemuka agama, tokoh adat, dan semua unsur masyarakat. Perlahan-lahan secara terus menerus kami yakinkan tentang manfaat vaksin ini," kata polisi berusia 44 tahun itu.
Secara berangsur, pemahaman warga tentang vaksinasi mulai membaik. Namun persoalan lainnya, tak mudah menemui masyarakat di Tigo Lurah, terutama mereka yang tinggal di Nagari Garabak Data dan Sumiso. Apalagi, titik kumpul warga di sana berpencar dan tidak ramai. Polisi pun harus maraton setiap hari mengunjungi rumah-rumah warga yang jaraknya berjauhan.
"Nagari Simanau, Rangkiang Luluih, Batu Bajanjang, masih baguslah jalannya. Kalau Garabak Data dan Sumiso, belum sejengkal pun jalannya ditempuh aspal dan semuanya dikelilingi hutan," katanya.
Menurut Agus, jika vaksinasi di lakukan terpusat di Puskesmas Tigo Lurah yang berada di Nagari Batu Bajanjang, niscaya capaian vaksinasi tidak akan pernah tergenjot. Sebab, jarak dari nagari ke nagari cukup jauh dan jalannya sungguh memiriskan, terutama saat musim hujan.
"Memanfaatkan sekolah hingga rumah warga sebagai lokasi penyuntikan. Itu pun kadang lama. Saya pernah jemput warga satu persatu pakai sepeda motor untuk vaksin. Jaraknya tidak terlalu jauh, tapi karena jalan buruk habis waktu 1 jam. Bayangkan kalau vaksinasi terpusat di puskesmas, tidak akan pernah tergenjot capaiannya," katanya.
Vaksinasi Sampai Dini Hari, Laporan ke Puncak Bukit
Kegiatan vaksinasi di Tigo Lurah, terutama di Nagari Garabak dan Sumiso, tidak seperti di tempat-tempat lainnya yang berlangsung mulai pagi hingga sore hari. Mayoritas penyuntikan vaksin Covid-19 di daerah terpencil ini sering berlangsung tengah malam yang dimulai selepas salat magrib.
Vaksinasi malam hari merupakan bagian dari metode yang diciptakan Polri di Tigo Lurah, agar capaian vaksinasi sesuai dengan target yang diharapkan. Alasannya, polisi kesulitan mengumpulkan masyarakat Tigo Lurah di siang hari karena mayoritas penduduk bekerja di ladang, sawah dan berkebun, mencari kayu ke tengah hutan. Rata-rata, warga Tigo Lurah baru berada di rumah menjelang magrib.
"Mereka mau divaksin, tapi kami juga tidak ingin mereka kehilangan pendapatan. Makanya vaksinasi di Tigo Lurah sering berlangsung malam hari, tapi siang hari juga ada," katanya.
Menggencarkan vaksinasi di tengah malam sungguh memerlukan nyali dan tenaga ekstra. Tak jarang, polisi dan petugas vaksinasi lainnya berkubang lumpur saat menempuh perjalanan di tengah hutan menuju lokasi vaksin. Kadang, mereka terpaksa jalan kaki dengan jarak lebih 1 kilometer lantaran lokasi vaksinasi tidak bisa dilewati mobil dan sepeda motor.
Pernah suatu kali di Desember 2021, kata Agus, mobil doble gardan yang ditumpanginya bersama petugas vaksinasi terperosok di jalan beraspal tanah menuju Nagari Sumiso. Alhasil, semua petugas turun dari mobil dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sekitar setengah jam di bawah guyuran hujan.
"Berkubang lumpur malam-malam itu sudah bagian dari rutinitas kami dalam melakukan vaksinasi di Tigo Lurah karena hal itu selalu terjadi saat hujan. Dan, pulangnya selalu dini hari," katanya.
Paling tidak, penyuntikan vaksin selepas magrib itu selesai sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Atas dasar itu juga, setiap vaksinasi ke malam hari, Agus dan rekan-rekan Bhabinkantibmas menginap di nagari-nagari tersebut.
Setiap selesai menyelenggarakan vaksinasi malam hari, petugas kepolisian di Tigo Lurah juga diwajibkan memberikan laporan kepada atasannya di Polres Solok Arosuka melalui telepon seluler atau pesan WhatsApp. Itu pun tidak mudah. Mereka harus naik dulu ke puncak bukit yang bisa menjangkau sinyal seluler.
"Di Nagari Garabak Data, kalau kami laporan tengah malam harus naik bukit dulu yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi vaksinasi. Sebab selain akses jalannya yang masih buruk, sinyal di sana juga tidak ada, apalagi untuk laporan via WhatsApp," katanya.
Perjuangan itu juga diceritakan Bhabinkantibmas Nagari Sumiso Brigadir Polisi Satri Mairial. Menurutnya, semua jalan di menuju pemukiman warga di nagari tersebut belum tersentuh aspal. Kondisi itu pula yang membuat lambatnya proses percepatan vaksinasi.
"Jarak tempuh dari rumah warga ke lokasi vaksin itu jauh. Kalau hujan, sudah dipastikan kami dan petugas lainnya berkubang lumpur," katanya.
Menurut anggota Polri yang sudah 10 tahun bertugas di Nagari Sumiso itu, pelaksanaan vaksinasi malam hari di Tigo Lurah, kerap dilakukan di Sumiso dan Garabak Data. Sebab, dari 5 nagari, dua nagari tersebut yang medannya berat.
"Kalau data wajib vaksinasi di nagari ini saja mencapai sekitar 1.500 jiwa. Itu belum semuanya tervaksin. Kendalanya soal waktu dan keadaan jarak yang jauh," katanya.
Satri mengatakan, masyarakat di Nagari Sumiso rata-rata sudah mau divaksin. Salah satu cara menumbuhkan kesadaran itu adalah dengan berbaur dekat dengan warga. "Sosialisasi tidak bisa formal dan terpusat. Kami harus menemui warga selepas magrib saat duduk-duduk di kedai. Sambil bercerita, kami berikan pemahaman pelan-pelan. Tak jarang juga sosialiasi selepas di masjid dan musala dan itu juga malam hari. Alhamdulillah kini kesadaran vaksin itu meningkat jauh," katanya.
Kerja Keras Menuai Apresiasi Pemkab Solok
Tak ada kata menyerah bagi Aiptu Agus dan lima rekan Bhabinkantibmas di Tigo Lurah dalam mengejar target capaian vaksinasi. Segala upaya dan tenaga mereka curahkan demi menyelematkan warga dari pandemi Covid-19. Perjuangan panjang itu dilakukan bersama TNI, masyarakat dan petugas medis.
"Sebagai abdi negara, ini bagian dari kewajiban dan tanggungjawab kami. Makanya kami pasang niat dengan Bismillah, lalu terus berjalan mengajak masyarakat untuk divaksin Covid-19," bebernya.
Agus juga menceritakan capaian vaksinasi sebelum Polri bersama TNI ikut bergerak. Ketika pihak puskesmas dan pemerintahan kecamatan bergerak sendirian, capaian vaksinasi di Tigo Lurah hanya berada di angka 7 persen sejak Januari hingga Agustus 2021.
"Kami itu diperintahkan bergerak masjid sejak akhir Agustus. Sejak itulah kami menemui warga dari rumah ke rumah, tiap hari. Bagaimana pun caranya, kami berjuang mengajak mereka untuk divaksin," katanya.
Setelah sekitar 4 bulannya polisi ikut bergerak, capaian vaksinasi di Tigo Lurah dengan data sasaran sekitar 9 ribu jiwa, mulai menunjukkan hasil memuaskan. Bahkan, sampai Januari 2022, capaian vaksinasi di daerah terisolir itu berada di angka 57 persen lebih.
"Alhamdulillah sudah hampir semua warga mau divaksin. Capaian ini saya anggap buah manis dari perjuangan kami bersama TNI, petugas medis, masyarakat dan orang-orang yang terlibat dalam meyakinkan masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Solok, Medison mengatakan, pencapaian vaksinasi di daerah tersebut tidak terlepas dari kerjasama dan perjuangan berbagai pihak. Mulai dari unsur tenaga kesehatan pemerintah, Polri, TNI, dan unsur masyarakat lainnya.
Dia mengapreasiasi Kapolres Solok AKBP Apri Wibowo dan Kapolres Solok Kota Ferry Suwandi, beserta jajarannya masing-masing yang tak kenal lelah dalam menggeber vaksinasi di Kabupaten Solok. Terutama, bagi anggota Polri yang berjuang di daerah terpencil di daerah tersebut.
"Pemkab Solok mengapresiasi upaya luar biasa Kapolres Solok Arosuka dan Kapolres Solok Kota dan jajarannya. Mereka tak kenal lelah mendekati masyarakat agar mau divaksin Covid-19," kata Medison.
Terhitung sampai tanggal 2 Januari 2022, total pencapaian vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Solok berada di angka 71,93 persen. Sedangkan vaksinasi dosis kedua 43,33 persen. "Pencapaian ini buah kerja keras bersama, terutama polisi yang berjuang di nagari-nagari sulit dijangkau dan akses jalannya belum baik," katanya.
Saat ini, Pemkab Solok bersama Polres Solok Arosuka dan Polres Solok Kota beserta stakholder terkait lainnya, telah menggelar persiapan penyelenggaraan vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun. Sosialisasi pun telah digelar ke seluruh sekola sejak tanggal 1 hingga 3 Februari 2022.
"Kami sudah launching vaksinasi untuk usia 6-11 tahun di SD Negeri 18 Sungai Nanam. Kami berharap capaiannya nanti juga baik. Ini juga tak terlepas dari kebersamaan bersama Polri, TNI dan unsur terkait lainnya," bebernya.
Gencarkan Sumdarsin
Lomba Sumbar Sadar Vaksin (Sumdarsin) yang digelar Polda Sumbar bersama seluruh unsur Forkopimda sejak tanggal 8 hingga 22 Januari 2022, terbukti nyata menggenjot vaksinasi di Ranah Minang. Bahkan, dalam kurun waktu 13 hari, angka vaksinasi naik hingga 7,44 persen.
Sebelumnya pada tanggal 7 Januari 2022, capaian vaksinasi di Sumbar hanya 68,75 persen. Namun selepas lomba Sumdarsin berakhir, angka vaksinasi Covid-19 menjadi 76,19 persen atau melampaui ambang batas nasional.
Di sisi lain, capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Sumbar saat ini masih berada di angka 6,9 persen. Kondisi ini pun menjadi perhatian langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Apa kendala yang dihadapi, kenapa persentase vaksin anak masih rendah di Sumbar,” kata Kapolri saat berdialog secara daring dengan Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa Putra di Padang, Kamis (3/2/2022).
Atas dasar itu, Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa langsung tancap gas kembali menggelar lomba Sumdarsin antar Sekolah Dasar (SD) di 19 kabupaten dan kota. Kegiatan itu telah resmi dilaunching di halaman SDN 23 Al Azhar Padang pada Kamis (3/2/2022) siang.
Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa mengatakan, lomba Sumdarsi untuk anak usia 6-11 tahun ini akan diikuti oleh 4.200 SD/sederajat. Dia berharap agar vaksinasi untuk anak-anak ini berjalan lancar dan mencapai hasil yang diharapkan.
Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, akselerasi vaksinasi anak, lansia dan booster harus segera digenjot. Salah satu caranya adalah dengan menggelar vaksinasi serentak di 34 provinsi di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo ketika meninjau kegiatan vaksinasi anak dan lansia serta booster serenta di 34 provinsi di Balairung Budi Utomo, Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Kamis (3/2/2022).
Listyo meminta agar semua pemangku kebijakan terkait terus melakukan percepatan vaksinasi. Mengingat kekinian terjadi lonjakan kasus Covid-19.
"Mengingatkan kembali khususnya bagi berusia lansia dan kemudian anak-anak. Varian Omicron memang berjangkit ataupun menular disegala usia," katanya, dikutip dari Suara.com.
Mantan Kabareskrim Polri ini juga meminta masyarakat yang telah melaksanakan vaksinasi dosis pertama dan kedua untuk mengikuti vaksin booster. "Satu-satunya yang bisa kita lakukan untuk menghadapi varian yang ada adalah dengan mengikuti vaksinasi," katanya.
Selain itu, yang paling penting, kata Jenderal Sigit, masyarakat harus tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) dalam aktivitas sehari-hari. "Tolong ini diingatkan kembali bahwa seluruhnya terutama untuk kegiatan yang memiliki interaksi tinggi, tempat kerumunan tolong betul-betul gunakan masker," katanya.