Puncak Gelombang Virus Omicron di Indonesia Diprediksi Pertengahan Februari hingga Awal Maret 2022

Puncak gelombang Covid-19 varian Omicron di Indonesia diprediksi terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Riki Chandra
Senin, 17 Januari 2022 | 08:15 WIB
Puncak Gelombang Virus Omicron di Indonesia Diprediksi Pertengahan Februari hingga Awal Maret 2022
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Puncak gelombang Covid-19 varian Omicron di Indonesia diprediksi terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemantauan kasus Covid-19 di Afrika Selatan, lokasi pertama virus Omicron terdeteksi.

"Hasil trajectory kasus Covid-19 di Afrika Selatan, puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Minggu (16/1/2022).

Koordinator PPKM Jawa-Bali itu menjelaskan, pemerintah menyadari cepat atau lambat akan terjadi peningkatan kasus Covid-19 menyusul masuknya varian Omicron. Terlebih kasus Covid-19 per Sabtu (15/1/2022) mencapai 1.054 kasus.

"Terakhir kita mencapai angka tersebut adalah pada 14 Oktober 2021 yang lalu," kata Luhut.

Baca Juga:Luhut Sebut Puncak Omicron di Indonesia Pada Februari dan Maret

Berdasarkan data tersebut, kasus transmisi lokal sudah lebih tinggi dari kasus transmisi yang disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Ada pun kasus didominasi oleh wilayah Jawa dan Bali terutama Provinsi DKI Jakarta.

Kenaikan kasus di Jawa-Bali juga terlihat di provinsi Jawa Barat dan Banten, mengingat wilayah tersebut masuk dalam bagian aglomerasi Jabodetabek.

Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu menyampaikan hingga saat ini kasus kematian masih terus terjaga meskipun terjadi peningkatan kasus yang cukup signfikan.

"Namun, berkaca dari negara lain, gelombang Omicron dapat meningkat dengan cepat. Berdasarkan proyeksi yang kami lakukan, kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati. Jadi kita semua ini bertanggung jawab untuk kita. Saya mohon supaya kita semua satu. Ini adalah alarm bagi kita semuanya untuk mulai kembali awas dalam memasuki varian baru Covid-19. Jangan mempersoalkan yang tidak perlu dipersoalkan," pesannya.

Luhut mengungkapkan, sebelumnya pemerintah telah bertemu dengan sejumlah pakar lintas disiplin untuk membaca data yang ada. Ia memastikan kebijakan yang diputuskan berdasarkan masukan para ahli di bidangnya.

Baca Juga:Antisipasi Lonjakan Omicron, Pengetatan Mobilitas Jadi Opsi Terakhir Pemerintah

Lebih lanjut, Luhut mengemukakan, khusus untuk wilayah lain di Jawa Bali, kasus di provinsi lain di luar Jakarta, Jawa Barat dan Banten relatif lebih terjaga, namun penyebaran kasus diprediksi juga akan menyebar lebih cepat mengingat mobilitas yang terjadi di Jawa Bali sudah sangat tinggi sekali. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak