Supardi berharap, kegiatan-kegiatan seperti ini terus berlanjut dan melahirkan solusi untuk pendidikan moral generasi muda. "Menanamkan filosofi ABS-SBK kepada generasi muda Minangkabau perlu sinergitas semua pihak. Mulai dari pemerintah, alim ulama, cadiak pandai, tokoh adat dan anak muda itu sendiri," katanya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti mengatakan, pemahanan ABS-SBK harus terus diwariskan dan dilestarikan kepada generasi muda. Sebab, prinsip dasar hidup masyarakat Minangkabau bertumpu pada ABS-SBK.
"Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan generasi muda dalam membumikan ABS-SBK," katanya.
Tahun 2019 lalu, kata Gemala, Dinas Kebudayaan Sumbar telah merampunkan buku pedoman pengamalan ABS-SBK yang disusun oleh para pakar di Sumbar. Menurutnya, buku tersebut akan menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan perkembangan kebudayaan Minangkabau yang berintikan Adaik Nan Sabana Adaik, Nan Tak Lapuak Dek Hujan, Nan Tak Lakang Dek Paneh, Jikok Diasak Indak Layua – Jikok Dibubuik Indak Mati.
Baca Juga:Target Capaian Vaksinasi Sumbar 70 Persen, BIN Gempur Dua Daerah