SuaraSumbar.id - Baju adat Sumbar atau Sumatera Barat mempunyai bagian-bagian unik. Baju pada awalnya digunakan untuk penutup bagian tubuh dan mencerminkan ketinggian derajat manusia.
Setiap daerah mempunyai ciri khas yang menonjol mempunyai nilai tersendiri.
Kali ini kita akan bahas tentang filosofi baju adat sumatera barat. Pakaian adat Sumatera Barat sudah populer hingga mancanegara, kita sebagai anak bangsa jangan sampai kalah dengan luar negeri. Untuk itu di sini kita akan menggali lebih detail pakaian adat Sumatera Barat ini.
Pakaian adat biasanya digunakan pada setiap acara sakral, seperti acara pernikahan. Baju Penghulu dan Bundo Kanduang merupakan pakaian adat sumatra barat yang identik warna gelap ditaburi warna emas dan lengkap dengan penutup kepala.
Baca Juga:5 Wisata Sumbar untuk Liburan Singkat: Nagari 1000 Rumah Gadang Hingga Pulau Pagang
Untuk pakaian laki-laki atau Baju Penghulu yang biasanya dipakai pengatin laki-laki dan pemangku adat. Dan dilengkapi keris yang melambangkan pemikiran yang matang sebelun bertindak. Berikut nama dan penjelasan singkat setiap bagian baju adat laki-laki Sumatra Barat
1. Deta
![Baju adat laki-laki Sumatra Barat, Deta. [Facebok/Anak-anak Minang]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/11/93811-baju-adat-laki-laki-sumatra-barat-deta.jpg)
Deta atau penutup kepala ini berbentuk lilitan kain yang menghasilkan banyak kerutan. Semakin banyak kerutan terlihat semakin menarik. Deta ada 3 jenis dengan fungsi pemakai yg berbeda. Deta raja untuk raja, deta saluak batimbo untuk penghulu, deta ameh dan deta cilien.
2. Baju panghulu
Baju adat laki-laki ini didominasi dengan warna hitam berbahan bludru yang melambangkan kepeminpinan. Pakaian ini dipadukan dengan sasampiang dan tongkat.
Baca Juga:Anies Kenang Keris Pemberian Mendiang Ki Mantep: Saya Jaga Sebaik-baiknya
3. Sasampiang
Bagian ini berbentuk selendang berwarna merah yang melambangkan keberanian. Ditambahi hiasan dengan benang makau yang melambangkan kearifan lokal. Selendang ini digunakan oleh penghulu untuk keperluan upacara adat.
4. Cawek
Berbentuk ikat pinggang berbahan sutra untuk mengencangkan celana sarawa yang longgar. Cawek ini memiliki arti kecakapan dalam memimpin dan mempererat tali persaudaraan masyarakat Sumatra barat.
5. Sandang
Kain sandang yang berbentuk segi empat yang diikatkan dipinggang berwarna merah ini melambangkan kepatuhan pada hukum adat secara turun temurun di masyarakat Sumbar.