Gejala kedua, meskipun napas tidak cepat tapi merasa sesak atau dada seperti tertekan dan sakit, itu termasuk gejala gangguan napas. Ketiga, terjadi sianosis, yakni kebiruan pada bibir, ujung tangan, juga ujung kuku.
Daeng menjelaskan bahwa sianosis menunjukkan kekurangan oksigen, dan jika diperiksa dengan oximeter kemungkinan saturasinya telah di bawah 94.
Namun, meskipun oksigen bisa digunakan secara mandiri dari rumah, tetap ada dosis yang harus diperhatikan saat menggunakannya. Sekali lagi, Daeng menekankan, karena itulah pentingnya pendampingan dari tenaga medis bagi pasien Covid-19 yang isoman.
"Karena kebanyakan masyarakat belum mengetahui gejala alarm tadi. Ini bisa tercegah kalau dia selalu terhubung, selalu konsultasi ke dokter atau tenaga kesehatan. Ada pendamping tenaga kesehatan atau dokter yang terus ditanyakan," ucapnya.
Baca Juga:Ketua IDI Ungkap Penyebab Banyak Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isoman
Menurut Daeng, pasien Covid-19 yang OTG atau hanya gejala ringan sebenarnya peluang untuk sembuh sangat besar. Asalkan mendapatkan perawatan yang baik dan tepat.
"Maka saya katakan, isoman penting sekali untuk didampingi," pungkasnya. (Suara.com)