SuaraSumbar.id - Habib Rizieq Shihab (HRS) divonis 4 tahun penjara terkait kasus tes swab RS Ummi Bogor, Jawa Barat.
Meskipun beberapa tokoh menyatakan vonis tersebut berlebihan, namun ada juga yang menganggap Habib Rizieq pantas menerimanya.
Hal itu disampaikan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando lewat videonya yang tayang di kanal Youtube Cokro TV, seperti dilihat pada Jumat 25 Juni 2021.
Menurutnya, HRS pantas dipenjara lantaran kerap menebar teror terhadap umat Kristen di Indonesia.
Ade Armando mengatakan bahwa Rizieq Shihab memang sudah sejak lama diharapkan oleh rakyat Indonesia agar dipenjara.
Sebab, eks pentolan FPI itu telah menebar ketakutan dan kebencian dalam jangka waktu yang lama.
“Mereka sudah lama menyebar ketakutan dan kebencian. Untuk waktu yang lama, rakyat berharap negara hadir mencegah kehancuran Indonesia. Dan kini doa rakyat dipenuhi,” ujar Ade Armando dilansir dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat (25/6/2021).
Ia pun secara pribadi mengaku mendukung vonis penjara 4 tahun terhadap Habib Rizieq. Pasalnya, perintah Rizieq selama belasan tahun menjadi imam besar telah menimbulkan banyak korban nyawa.
“Saya dukung pemenjaraan Rizieq. Memenjarakan Rizieq 4 tahun adalah sikap yang baik. Dia ancaman buat Indonesia, belasan tahun dia jadi imam besar, karena perintahnya pula sering timbul korban nyawa,” ungkapnya.
Dalam tayangan videonya itu, Ade Armando juga menilai Rizieq Shihab kerap menebar teror terhadap umat Kristen lantaran berbeda pemikiran dengannya.
Maka dari itu, Ade menilai bahwa seharusnya vonis hukuman yang pantas untuk Rizieq Shihab bisa lebih dari 4 tahun karena tidak hanya sekadar melakukan kasus kerumunan.
“Dia juga kerap teror umat Kristen, kaum-kaum berpikiran berbeda. Maka itu harusnya pelanggaran hukum yang dilakukannya jauh lebih besar dari sekadar kasus kerumunan,” tegasnya.
Ade Armando dalam tayangan video itu juga menilai bahwa Habib Rizieq Shihab sudah terang-terangan menyerukan revolusi di Indonesia.
Oleh karenanya, vonis penjara terhadap pria bersorban tersebut dinilainya tidak melanggar asas keadilan.
“Saya tak sedikit pun merasa putusan itu melanggar rasa keadilan. Karena negara memang harus hadir atas ancaman kehancuran bangsa oleh kelompok yang ingin mendirikan negara Islam,” kata dia.