Miris! Indomie Jadi Alat Bayar Hubungan Intim Pria dengan Gadis di Ghana

Orang tua mereka tidak bekerja, mereka di rumah dan mereka harus bertahan hidup.

Riki Chandra
Selasa, 29 Desember 2020 | 07:15 WIB
Miris! Indomie Jadi Alat Bayar Hubungan Intim Pria dengan Gadis di Ghana
Ilustrasi mie instan (Pixabay/digitalphotolinds)

SuaraSumbar.id - Salah satu produk mie instan instan dari Indonesia disebut sebagai salah satu penyebab meningkatnya kegiatan seksual transaksional dan angka kehamilan di Ghana.

Menyadur World Of Buzz, Sabtu (26/12/2020), Bashiratu Kamal, seorang pakar gender dan ketenagakerjaan mengatakan, Indomie adalah salah satu penyebab melonjaknya angka kehamilan remaja di Ghana.

Hal itu diungkapkannya saat dialog nasional tentang kekerasan seksual dan berbasis gender dalam pandemi Covid-19 yang diadakan oleh STAR-Ghana Foundation.

Menurutnya, gadis-gadis di Ghana didorong untuk melakukan hubungan seksual transaksional dengan pria yang menjanjikan mereka barang sebagai imbalan.

Pemicu terjadinya transaksional seks itu karena tingkat kemiskinan di Ghana yang semakin meningkat, terutama selama pandemi Covid-19 saat ini.

Barang-barang yang dijanjikan oleh pria tersebut termasuk Indomie, pulsa seluler, dan sejumlah uang.

"Dalam beberapa kasus, ada masalah 'seks transaksional', di mana beberapa orang tua juga mendorong anak-anak mereka untuk ikut serta, sehingga mereka bisa mendapatkan cukup uang untuk menghidupi diri sendiri," kata Bashiratu.

Dia menjelaskan situasi di mana seorang ibu mendorong putrinya untuk melakukan 'seks transaksional' karena dia percaya bahwa pria itu dapat membantu putrinya.

Bashiratu mengatakan bahwa produk mie instan tersebut sudah menjadi tawaran untuk transaksi seks untuk apa pun yang dapat Anda berikan.

"Orang tua mereka tidak bekerja, mereka di rumah dan mereka harus bertahan hidup. Jadi mereka melakukan ini untuk mendapatkan uang," jelas Bashiratu.

Ini menunjukkan betapa buruknya kemiskinan tidak hanya memengaruhi orang dewasa, tetapi juga anak-anak muda di negara tersebut. Mereka harus menggunakan eksploitasi dan seks untuk bertahan hidup.
(Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini