SuaraSumbar.id - Meskipun penyu telah diresmikan sebagai maskot Kota Padang, Sumatera Barat, perdagangan telur penyu ilegal masih marak terjadi di kota ini.
Pati Hariyose, pengelola Konservasi Penyu Sea Turtle Camp Pasir Jambak, menyatakan keprihatinannya terkait aktivitas perdagangan telur penyu yang belum sepenuhnya teratasi, dan mendesak Pemerintah Kota Padang untuk mengambil tindakan tegas.
“Sampai hari ini perdagangan telur penyu di Kota Padang masih ada. Kami berharap pemerintah lebih serius menindaklanjuti ini, terutama setelah penyu menjadi maskot resmi kota,” kata Pati Hariyose dalam kegiatan pelepasan 105 ekor tukik atau anak penyu jenis lekang di Pantai Pasir Jambak pada Selasa (12/11/2024) sore.
Pati juga meminta dukungan pemerintah dalam bentuk pengawasan yang lebih ketat melalui perangkat seperti Satpol PP, serta berharap keterlibatan pihak kepolisian untuk menghentikan perdagangan dan pencurian telur penyu dari habitatnya.
Menurutnya, pelanggaran terhadap perlindungan penyu dapat diproses secara hukum sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
“Pelanggar yang memperjualbelikan telur atau bagian tubuh penyu dapat diproses secara hukum. Kami berharap Pemerintah Kota Padang dan pihak terkait dapat membantu pengawasan ini,” lanjutnya.
Kegiatan pelepasan tukik juga dihadiri masyarakat, mahasiswa, dan relawan. Sebelum pelepasan, Pati memberikan sosialisasi mengenai pentingnya melindungi spesies penyu dan larangan mengonsumsi telur penyu.
Selain jenis penyu lekang, Sumatera Barat juga menjadi habitat penyu hijau dan penyu belimbing, yang sangat langka dan hanya ditemukan di Kepulauan Mentawai.
Konservasi Penyu Sea Turtle Camp mengalami kendala pembiayaan untuk menjalankan kegiatan operasional dan mendukung masyarakat yang menyerahkan telur penyu dengan kompensasi.
Baca Juga: Maskot Kota Terancam, 105 Tukik Dilepas di Tengah Maraknya Perdagangan Telur Penyu
Pati berharap dukungan dari program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) atau CSR dari perusahaan BUMN di Kota Padang untuk turut mendukung konservasi ini.
“Kami berharap perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun perusahaan, untuk bersama-sama melestarikan penyu di Sumatera Barat. Ini demi generasi mendatang dan keseimbangan ekosistem,” pungkas Pati Hariyose.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Maskot Kota Terancam, 105 Tukik Dilepas di Tengah Maraknya Perdagangan Telur Penyu
-
Umur Lansia Padang Makin Panjang! Rahasia Hidup Sehat hingga 74 Tahun
-
Kebakaran Mobil di Perbatasan Padang-Pesisir Selatan, Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Pasar Gaung Menuju Bersih Narkoba, 100 Hari Kerja Presiden-Wapres Jadi Momentum
-
Skate Park Padang: Spot Wisata Ekstrem Baru dengan Sunset Memukau
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Benarkah Otak Lelah Bisa Simpan Memori Lebih Baik? Ini Penjelasannya
-
15 Personel Polri Terdampak Putusan MK yang Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Mayoritas Jenderal
-
Polisi Bukittinggi Ringkus Pengirim Kerupuk Sanjai Berisi Sabu, Modusnya Terungkap dalam 12 Jam
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Jebloskan Luhut ke Penjara, Benarkah?
-
Semen Padang FC Harus Bangkit Demi Keluar dari Zona Degradasi, Ini Pesan Dejan Antonic