SuaraSumbar.id - Massa yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) Basis Nagari Kapa dan mahasiswa mendesak Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, untuk segera menarik pasukan kepolisian dari lahan sengketa agraria di Nagari Kapa, Kabupaten Pasaman Barat. Desakan ini disampaikan dalam aksi unjuk rasa di depan Markas Polda Sumbar pada Jumat (11/10).
Massa aksi membawa berbagai spanduk yang mengkritik tindakan represif aparat kepolisian. Beberapa spanduk yang dibawa bertuliskan "Darurat kekerasan aparat terus berulang dan mereka tak pernah berbenah. Kita perlu lebih banyak bersuara untuk Indonesia" dan "Gaji aparat dari pajak rakyat, tapi kok mukul rakyat?".
Ketua SPI Pasaman Barat, Januardi, menegaskan bahwa lahan di Nagari Kapa sudah ditetapkan sebagai lahan prioritas reforma agraria oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), sehingga kehadiran polisi di lokasi tersebut dinilai tidak diperlukan.
“Kami mendesak Kapolda Sumbar untuk segera menarik aparat kepolisian dari lahan yang telah menjadi prioritas reforma agraria. Kementerian ATR sudah berjanji akan menyelesaikan masalah Hak Guna Usaha (HGU) yang bermasalah dengan perusahaan, namun janji tersebut belum terealisasi hingga saat ini,” jelas Januardi.
Menurut Januardi, hingga saat ini personel kepolisian masih berada di Nagari Kapa untuk mengamankan aktivitas PT PHP 1, sebuah perusahaan yang mengklaim lahan tersebut dan berencana menanaminya dengan kelapa sawit. Hal ini memicu ketegangan dengan masyarakat setempat yang mengklaim lahan sebagai bagian dari reforma agraria.
Sementara itu, advokat dari LBH Padang, Diki Rafiqi, mengkritik tindakan represif aparat yang berujung pada penangkapan masyarakat adat. Ia mengungkapkan bahwa 14 orang telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir, baik pada hari Jumat maupun Senin.
“Penangkapan ini tidak diperlukan dan justru berlebihan. Mereka dibawa jauh ke Polda Sumbar meskipun ada Polsek dan Polres yang lebih dekat. Pemeriksaan dilakukan setelah penangkapan, lalu mereka dilepaskan, yang menunjukkan ketidakjelasan tindakan aparat,” kata Diki.
Diki juga menyoroti keberpihakan kepolisian yang dinilai lebih memihak perusahaan dibandingkan masyarakat dalam konflik agraria ini.
“Pengamanan yang dilakukan oleh polisi tidak netral, malah memperpanjang konflik. Kami mendesak Kapolda untuk segera menarik personel dari lokasi sengketa dan menindak anggota yang melakukan pelanggaran etika serta kekerasan terhadap masyarakat,” pungkasnya.
Baca Juga: Polda Sumbar Dirikan Posko Ante-Mortem untuk Identifikasi Korban Longsor di Solok
Aksi ini merupakan bentuk protes dari masyarakat yang berharap agar konflik agraria di Nagari Kapa segera diselesaikan secara adil, tanpa ada keberpihakan kepada salah satu pihak.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Polda Sumbar Mulai Sidang Etik Anggota Tak Profesional Bubarkan Tawuran di Kuranji Padang, Bisa Terancam Dipecat!
-
Polda Sumbar Dirikan Posko Ante-Mortem untuk Identifikasi Korban Longsor di Solok
-
IS Tersangka Pembunuh Nia Kurnia Sari, Dikenal SebagaiPengguna Narkoba
-
Persembunyian Tersangka Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Ditemukan di Padang Pariaman
-
Dari Jualan Gorengan hingga Raih Peringkat 1, Ini Kisah Inspiratif Nia yang Tewas Tragis
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
Tragedi Idul Adha: Jafar Meninggal Usai Ditendang Sapi Kurban
-
Pemkab Padang Pariaman: 1.500 Hewan Kurban Dipotong pada Idul Adha 1446 H
-
Tim Gabungan Gagalkan Penyelundupan 40 Kilogram Sabu Jaringan Aceh-Banten
-
Tragis! Petani di Agam Tewas Terjebak dalam Kebakaran Rumah Jelang Idul Adha 2025
-
7 Cara Hindari Covid-19 Saat Libur Panjang, Waspadai Kerumunan!