Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 17 September 2024 | 13:25 WIB
Supardi (baju putih). [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Supardi, salah satu bakal calon Wali Kota Kota Payakumbuh, mengalami pengancaman menggunakan golok saat berziarah di Surau Pondam Malin Putiah pada Minggu malam (15/9).

Insiden ini terjadi ketika ia hendak pulang setelah mengunjungi makam, di mana dua orang tiba-tiba memakinya sambil membawa golok.

Dalam pernyataannya pada Selasa (17/9/2024), Supardi mengungkapkan bahwa meskipun unsur pidana terpenuhi dalam tindakan pengancaman tersebut, ia memilih untuk memaafkan kedua orang tersebut.

"Saya tahu mereka itu orang baik. Memang terpenuhi unsur pidananya, tapi saya lebih memilih memaafkan. Mungkin ada janji atau perkataan saya yang belum terpenuhi saat saya menjadi Anggota DPRD Provinsi," kata Supardi.

Baca Juga: Batal Ikut Pilkada Dharmasraya, Romi Siska Duga Ada Intervensi di Balik Balik Badan PKS - NasDem

Supardi juga mengimbau masyarakat Payakumbuh agar tidak terprovokasi atau terpecah belah oleh insiden ini, terutama menjelang Pilkada.

"Jangan korbankan masyarakat demi kepentingan yang menguntungkan untuk kita sebagai calon. Mari kita ciptakan Pilkada badunsanak," tegasnya, merujuk pada semangat kekeluargaan dan persaudaraan dalam pemilihan umum lokal.

Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Jaya Kota Payakumbuh, Dedi Hendri, membenarkan adanya aksi pengancaman tersebut dan menyatakan dugaan adanya muatan politis di baliknya.

"Setelah kejadian, kedua orang itu bertemu dengan tim pemenangan pasangan calon lain," ungkap Dedi.

Dia menambahkan bahwa beberapa tokoh masyarakat dan niniak mamak sudah bertemu dengan Supardi dan meminta maaf atas kejadian yang tidak terpuji tersebut.

Baca Juga: KPU Sijunjung Buka Rekrutmen 3.115 Petugas KPPS untuk Pilkada Serentak 2024

Insiden ini menambah ketegangan dalam suasana politik lokal, menunjukkan betapa tingginya emosi dan taruhan dalam kontestasi Pilkada Payakumbuh yang akan datang.

Kontributor : Rizky Islam

Load More