SuaraSumbar.id - Menanggapi maraknya kasus pelecehan maupun kekerasan seksual yang terjadi di Sumatera Barat belakangan ini, Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyatakan keprihatinannya dan meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mengadakan diskusi spesifik melibatkan semua unsur terkait.
Tujuannya adalah untuk segera mengambil langkah-langkah preventif guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kasus asusila yang terjadi baru-baru ini dianggap telah mencoreng nama baik daerah, yang dikenal dengan falsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah."
"Semestinya ini tidak terjadi dan tidak boleh lagi terjadi di Sumbar," tegas Gubernur Mahyeldi dalam sebuah seminar nasional dan musyawarah wilayah Himpunan Ilmuan dan Sarjana Syariah Indonesia (HISSI) yang diadakan di Auditorium Gubernuran pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Baca Juga: Demokrat Dukung Mahyeldi-Vasco, Pengamat: Strategi Politik Nasional
Gubernur Mahyeldi menyebutkan bahwa diskusi terkait isu ini telah dilakukan sebelumnya dan telah menghasilkan beberapa rencana aksi preventif.
Di antaranya adalah program Pekerja Sosial (Peksos) goes to school, Peksos goes to pesantren, penguatan edukasi pada anak tentang bagian tubuh sensitif yang tidak boleh disentuh orang lain, serta edukasi pada anak untuk berani melaporkan tindak kekerasan yang dialami.
Selain itu, upaya lain yang direncanakan adalah pembuatan video stop kekerasan pada anak dan penyampaian khutbah Jumat dengan tema yang sama.
"Tidak ada salahnya kita laksanakan FGD tentang ini lebih sering, jika memungkinkan dengan pemateri yang berbeda, agar hasilnya menjadi lebih terukur dan matang," ujar Gubernur Mahyeldi. Menurutnya, hasil FGD akan dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan selanjutnya.
Gubernur Mahyeldi juga menekankan bahwa pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah ini. Diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, terutama tokoh agama, tokoh adat, dan seluruh masyarakat.
Baca Juga: Demokrat Resmi Bergabung, Koalisi Mahyeldi Kuasai 28 Kursi DPRD Sumbar
Kebijakan yang akan diterapkan ke depannya akan menguatkan kembali peran kearifan lokal Minangkabau, seperti konsep tali tigo sapilin dan tungku tigo sajarangan, yang terbukti efektif dalam menyelesaikan persoalan di masyarakat.
Berita Terkait
-
Mengenal Child Grooming, Kekerasan Seksual Terhadap Anak yang Menyeret Aktor Kim Soo Hyun
-
Kampus Tak Lagi Aman: Kekerasan Seksual Hingga Pembungkaman Kebebasan Akademik Meningkat
-
NU Kabupaten Bogor Dukung Proses Hukum Ustaz Pelaku Kekerasan Seksual: Tak Ada Kriminalisasi Ulama
-
Kisah Kontroversial Pria Asal Rusia yang Menghukum Pelaku Kekerasan Seksual dengan Kematian
-
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Jadi Kunci Program Rehabilitasi & Pemberdayaan Perempuan
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Eliano Reijnders Gabung Timnas Indonesia, PEC Zwolle Tulis Kalimat Menyentuh
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
Pilihan
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
-
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI
-
Tabel KUR BRI Terbaru, Pinjaman Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta dan Bunganya
-
Setoran Pajak Anjlok 41 Persen di Tengah Kebutuhan Anggaran Jumbo Prabowo
Terkini
-
Kejar-kejaran dengan Polisi, Kurir Ganja 26 Kg Diringkus di Pasaman Barat, 1 Pelaku Residivis!
-
Daftar 7 Kapolres Baru di Polda Sumbar, Lengkap dengan 10 PJU Baru!
-
Kronologi Anggota Satpol PP Padang Tewas Ditabrak Mobil di Pariaman
-
Kamera Galaxy S25 Ultra-Galaxy AI Terbaru Hasilkan Foto Arsitektur Epik
-
Nikmati Fasilitas Pembayaran Digital Eksklusif di Kapan Lagi Buka Bareng BRI Festival 2025: Momen Spesial Ramadan