SuaraSumbar.id - Pihak Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli yang menaungi pondok pesantren MTI Canduang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), benar-benar tak menyangka dengan kasus oknum ustaz mencabuli puluhan orang satri laki-laki.
Ketua Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli, Syukri Iska mengaku syok lantaran pelaku memiliki istri dan disediakan tempat tinggal di asrama kawasan MTI Canduang.
"Saking tidak mengira, karena dia ada istri. Disediakan tempat di asrama tinggal bersama istrinya. Itu yang membuat kami syok," kata Syukri kepada Suara.com, Jumat (26/7/2024).
Pihaknya sangat menyesali adanya kasus tersebut. Saat ini, santri yang menjadi korban telah diasingkan. Mereka juga diberikan pendamping oleh psikiater dan psikolog.
"Terkait santri jadi korban kami sudah datangkan psikiater dan psikolog. Dapat informasi sudah diasingkan suatu tempat dan juga didampingi pimpinan sekolah atau pihak pesantren," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, pelaku cabul di MTI Canduang ternyata dua orang. Mereka sama-sama berstatus sebagai guru atau ustaz di pesantren tersebut. Masing-masing berinisial RA (29) dan AA (23) yang kini telah mendekam di sel Polresta Bukittinggi.
Kapolresta Bukittinggi, Kombes Pol Yessi Kurniati mengatakan, modus tersangka awalnya meminta pijit. Kemudian, melakukan tindakan tak senonoh kepada korban.
"Modus para tersangka ini memanggil anak ini satu-satu untuk alasan pijit. Baru melakukan, awalnya raba-raba hingga sampai akhirnya berhubungan badan," kata Yessi saat konferensi pers, Jumat (26/7/2024).
Ia menjelaskan, apabila korban menolak permintaan tersangka maka diancam tidak naik kelas. Para tersangka ini diketahui dulunya adalah korban juga.
"Korban saat ini merasa trauma. Kami koordinasikan dengan dinas sosial atau perlindungan anak untuk memberikan pendampingan," ungkapnya.
Tindakan bejat para tersangka ini diketahui telah berlangsung sejak 2022-2024. Yessi menegaskan, kasus ini masih proses pedalaman terhadap korban lain.
"Tentunya berbeda-beda mendapatkan tindakan. Perbuatan dilakukan di lingkungan pondok pesantren," ujarnya.
Kasus ini terungkap berawal dari korban anak-anak yang mendapat perlakuan lalu memberitahu ke keluarganya. "Kami masih pedalaman dan penyelidikan pemeriksaan. Apakah ada korban lainnya," pungkasnya.
Kontributor: Saptra S
Tag
Berita Terkait
-
Alasan Gubernur Sumbar Dukung Pemekaran Kabupaten Agam: Demi Pelayanan Maksimal
-
Mahyeldi Dukung Pemekaran Kabupaten Agam dan Pendirian Agam Tuo
-
Heboh Mobil Polres Agam Masuk Parit Ulah Pelaku Cabul, Begini Kronologinya
-
Kucing Hutan Serang Warga di Dekat Lokasi PSU DPD RI, Damkar Turun Tangan
-
Polisi Buru Pelaku Pembuang Bayi di Sungai Batang Buo
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
Terkini
-
Sukses Melesat! UMKM Healthcare Berkembang Berkat Program BRI Pengusaha Muda BRILiaN
-
Cuan Maksimal! Investasi SR023T3 & SR023T5 Dapat Kupon 5,95% Hingga Cashback Belasan Juta
-
Padang Bakal Bentuk Satgas Penanganan Ternak di TPA Air Dingin, Ini Alasannya
-
Pastikan Relokasi Pedagang Pasar Payakumbuh Usai Kebakaran, Pemprov Sumbang Bantu Rp 1 Miliar!
-
Pasaman Barat Dorong Siswa Terisolir Nikmati Program MBG, Ini Kata Bupati