Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Senin, 17 Juni 2024 | 15:20 WIB
Ilustrasi sapi kurban. [dok.timlo.net/raymond]

SuaraSumbar.id - Warga Jorong Paraman, Nagari Sipinang, Kecamatan Pelambayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memiliki cara unik dalam merayakan Idul Adha.

Hewan kurban, terutama sapi, tidak hanya disembelih, tapi juga dimandikan, diminyaki, dan diberi pakaian khusus dalam sebuah tradisi yang telah berlangsung turun-temurun.

"Kami memiliki tradisi mandi sapi dengan air jeruk yang diusapkan pada pundak sapi oleh para peserta kurban," jelas Siti Rokhaya, seorang peserta kurban.

"Ini adalah bagian dari persiapan untuk membuat sapi tampak gagah sebelum disembelih."

Baca Juga: Semangat Berkurban Warga Padang Membara, Hewan Kurban Tembus 8.047 Ekor

Setelah dimandikan, sapi-sapi tersebut dipakaikan minyak dan disisir. Kemudian, mereka dipasangkan dengan kain panjang sebagai simbol penghormatan terakhir sebelum prosesi penyembelihan.

Prosesi dilanjutkan dengan memukul-mukul sapi menggunakan lidi yang berjumlah tujuh, yang dipercaya dapat membuat sapi berlari kencang membawa peserta kurban memasuki surga.

"Dipukul-pukul agar kencang larinya ke surga," kata Rokhaya, menjelaskan filosofi di balik tradisi tersebut.

Wali Nagari Sipinang, Hendri Gunawan, mengungkapkan bahwa tahun ini ada enam sapi yang disembelih di Jorong Paraman.

"Lima dari sapi tersebut dagingnya akan dibagikan kepada masyarakat dan para perantau," ujar Hendri.

Baca Juga: Dentuman Keras, Erupsi Terkuat Gunung Marapi Picu Kepanikan Warga Agam

"Sementara satu lagi disembelih sebagai bagian dari tradisi Makan Ka Padang."

Makan Ka Padang adalah tradisi yang dilakukan sehari setelah Salat Idul Adha, dimana seluruh warga berkumpul untuk makan bersama di lapangan.

Setiap rumah tangga membawa nasi yang dibungkus dari rumah, sementara lauknya berasal dari daging sapi yang digulai bersama-sama.

Tradisi-tradisi ini tidak hanya memperkaya cara masyarakat Jorong Paraman merayakan Idul Adha, tetapi juga memperkuat ikatan komunitas dan menjaga warisan budaya mereka tetap hidup dari generasi ke generasi.

Kontributor : Rizky Islam

Load More