SuaraSumbar.id - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar menyatakan bahwa bencana longsor di Lembah Anai, Sumatera Barat, bukanlah semata-mata bencana alam, melainkan akibat dari krisis ekologi yang diperparah oleh tindakan pemerintah provinsi yang lamban dalam menangani pelanggaran pembangunan di area tersebut.
Direktur Walhi Sumbar, Wengky Purwanto, menegaskan bahwa kawasan Lembah Anai sudah lama dikenal sebagai area rawan bencana, namun pembangunan masih terus berlangsung tanpa mempertimbangkan analisis risiko dan aturan lingkungan yang ada.
"Ini adalah akumulasi dari krisis ekologi yang telah kami peringatkan sejak lama," ujar Wengky, dikutip Senin (13/5/2024).
Salah satu contoh spesifik yang disoroti oleh Wengky adalah Cafe Xakapa dan beberapa bangunan sekitarnya, yang telah direkomendasikan untuk dibongkar sejak Februari 2023 karena melanggar aturan lingkungan.
Namun, pemerintah setempat gagal melakukan eksekusi hingga setahun kemudian, sehingga alam "mengambil tindakan" sendiri dengan menghancurkan bangunan tersebut melalui banjir bandang.
Walhi Sumbar menilai bahwa kejadian ini menunjukkan kegagalan pemerintah dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
"Kami melihat ini bukan hanya sebagai kegagalan dalam menjalankan hukum, tetapi juga sebagai contoh buruk dalam fasilitasi investasi yang mengabaikan kesehatan lingkungan," kata Wengky.
Menurut Walhi Sumbar, kawasan Lembah Anai yang rentan seharusnya dilindungi, bukan dijadikan lokasi investasi tanpa pertimbangan lingkungan yang serius.
Wengky mengharapkan pemerintah provinsi dan BKSDA bertanggung jawab atas bencana yang terjadi dan memastikan tidak ada lagi fasilitasi investasi yang mengabaikan aturan lingkungan di masa depan.
"Penting bagi semua pihak untuk memahami bahwa setiap keputusan yang mengabaikan aspek lingkungan dapat berakibat fatal, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi kehidupan manusia," tutup Wengky.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Waspada! BMKG Umumkan Cuaca Ekstrem masih Landa Sumbar sampai Pekan Depan
-
Evakuasi Korban Longsor Sitinjau Lauik Masih Berlangsung
-
Tidak Ada Calon Perseorangan di 17 Kabupaten dan Kota di Sumbar untuk Pilkada 2024
-
6 Korban Tewas Bencana Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar Kembali Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut
-
18 Lokasi Jalan Rusak di Silaiang Jalur Padang-Bukittinggi, 2 Titik Putus Total
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
7 Tanda Tubuh Stres Gegara Olahraga Berlebihan, Bahaya Bagi Kesehatan!
-
7 Manfaat Rebusan Kunyit Jahe Sereh, Minuman Herbal untuk Jaga Daya Tahan Tubuh!
-
5 Cara Masak Mi Instan yang Sehat, Cita Rasa Tetap Menggugah!
-
Pembangunan Jalan Bypass Bukittinggi-Koto Baru Dilanjutkan, Solusi Atasi Kemacetan Parah!
-
Pemerintah Pusat Janji Kebut Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Ini Kata Gubernur Sumbar