Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Senin, 13 Mei 2024 | 22:09 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. [Suara.com /Ria Rizki]

SuaraSumbar.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengeluarkan peringatan terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) selama seminggu ke depan.

Dalam pernyataannya di Padang pada hari Senin, Dwikorita menekankan bahwa masyarakat, terutama yang berada di zona merah banjir dan longsor, harus meningkatkan kewaspadaan.

Dwikorita juga mengimbau masyarakat di zona rawan tersebut untuk menghindari lokasi berbahaya jika memungkinkan.

Pemerintah daerah diinstruksikan untuk proaktif dalam menyosialisasikan risiko dan mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.

“Penting bagi pemerintah untuk memetakan dan menyosialisasikan daerah-daerah yang masuk zona merah banjir dan longsor. Kewaspadaan harus ditingkatkan, terutama saat malam hari,” ujar Dwikorita.

BMKG telah secara rutin mengeluarkan peringatan dini mengenai cuaca ekstrem. Sebelum kejadian banjir bandang pada Sabtu, 11 Mei, peringatan dini telah diberikan pada 6 Mei 2024, yang bertujuan untuk memberikan masyarakat cukup waktu untuk mempersiapkan diri.

Dwikorita juga menambahkan bahwa kondisi geografis Sumbar membuat daerah ini rentan terhadap cuaca ekstrem sepanjang tahun, tanpa pembatasan jelas antara musim hujan dan kemarau. Hal ini mempengaruhi sektor pertanian positif, namun di sisi lain, meningkatkan risiko banjir dan longsor.

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi, mengatakan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan BMKG untuk memonitor potensi dan prediksi cuaca sebagai bagian dari upaya pencegahan bencana. Ia mengajak masyarakat untuk berhenti melakukan aktivitas di kawasan zona merah sebagai langkah preventif terhadap potensi dampak banjir lahar dingin dari Gunung Marapi yang masih berlangsung.

Kontributor : Rizky Islam

Load More