Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 14 Maret 2024 | 18:22 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie (kedua dari kanan) dan dua pengurus PSI, Tsamara Amany (kiri) dan Raja Juli Antoni. [Instagram@gracenat]

SuaraSumbar.id - Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menyatakan harapannya agar Presiden Joko Widodo memberikan dukungan penuh kepada partai tersebut agar bisa lolos ke Senayan dalam pemilihan mendatang.

Dukungan bagi Jokowi untuk menjadi ketua koalisi pada pemerintahan mendatang terus digelorakan sebagai bagian dari strategi PSI.

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menanggapi pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengenai ketua koalisi dengan menyatakan, "Apa yang dilakukan PSI merupakan strategi agar pada akhirnya lolos ke Senayan. Grace ingin Jokowi all out."

Saiful menambahkan bahwa banyak spekulasi terkait dengan pernyataan tersebut.

Baca Juga: PSI Usul Jokowi Jadi Ketua Umum Koalisi, TKN Prabowo-Gibran: Terserah Ketua Partai

"Usulan itu jelas-jelas kurang baik, karena tidak mungkin di atas pimpinan Parpol ada kuasa lain," ujar Saiful, menyoroti implikasi demokrasi dari usulan tersebut, Kamis (14/3/2024).

Sebagai akademisi dari Universitas Sahid Jakarta, Saiful menilai bahwa pendekatan yang diusulkan oleh PSI menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap postur demokrasi yang telah dibangun Indonesia pasca-reformasi.

"Jika parpol-parpol yang baru lahir pasca reformasi berpikir demikian, sangat mungkin negeri ini kembali ke zaman pra-reformasi, di mana kendali ada pada satu tangan, seperti waktu Soeharto," tuturnya.

Pernyataan PSI melalui Grace Natalie mengindikasikan langkah strategis partai tersebut dalam mengamankan posisi di kancah politik nasional, sekaligus menimbulkan diskusi tentang dinamika kekuasaan dan demokrasi dalam konteks pemerintahan Indonesia saat ini dan masa mendatang.

Kontributor : Rizky Islam

Baca Juga: Pengamat: DKJ Disiapkan untuk Langgengkan Dinasti Jokowi

Load More