SuaraSumbar.id - Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, diperkirakan akan menghadapi tantangan besar dalam upaya merangkul semua pihak, termasuk lawan politiknya, jika terpilih sebagai Presiden Indonesia periode 2024-2029.
Hal ini diungkapkan oleh Jamiluddin Ritonga, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, yang menilai bahwa dinamika partai politik pasca Pemilu 2024 akan menjadi faktor utama.
Menurut Ritonga, akan ada partai politik yang memilih untuk menjadi oposisi atau berada di luar pemerintahan di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.
"Tampaknya akan sulit bagi Prabowo untuk merangkul semua parpol, mengingat akan tetap ada parpol yang memegang teguh prinsip ideologis mereka," ujar Ritonga.
Ritonga juga menekankan pentingnya adanya partai politik yang berposisi sebagai oposisi untuk menjaga keseimbangan dan mencegah dominasi pemerintah yang berlebihan.
"Kehadiran parpol di luar pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan pemerintahan yang sehat dan terkontrol," tambahnya.
Dalam analisisnya, Ritonga mencontohkan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin yang dianggap terlalu dominan, berdampak pada kinerja DPR yang dianggap kurang optimal dalam mewakili kepentingan rakyat.
"Pengalaman periode 2019-2024 menunjukkan bahwa dominasi pemerintah yang berlebihan dapat mengancam demokrasi," tegas Ritonga.
Lebih lanjut, Ritonga memprediksi partai politik yang kemungkinan akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, meliputi PKB, PPP, Perindo, dan Hanura, yang dinilainya cenderung pragmatis.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Kalah di TPS 17 di Kebon Baru, Bukti Lemahnya Kekuatan Elektoral Erick Thohir
Sementara itu, PDIP, PKS, dan Nasdem diprediksi akan memilih posisi sebagai oposisi, yang berpihak pada prinsip ideologis.
Ritonga menegaskan bahwa peran oposisi sangat krusial dalam menjaga agar kebijakan pemerintah tidak semata-mata menguntungkan segelintir pihak saja.
"Harapan kami, partai politik yang berada di luar koalisi Prabowo dapat menjalankan fungsi sebagai oposisi yang konstruktif, untuk menciptakan keseimbangan dalam sistem demokrasi kita," pungkasnya.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Prabowo-Gibran Kalah di TPS 17 di Kebon Baru, Bukti Lemahnya Kekuatan Elektoral Erick Thohir
-
Prabowo-Gibran Panen Suara di Jatim, Bukti Dahsyatnya 'Khofifah Effect'
-
Pembengkakan Suara sampai 800 di TPS, Ketua Umum Partai Hanura: Pemilu Paling Gila
-
PKS: Menjadi Oposisi Itu Bagian dari Rekonsiliasi Politik Pasca-Pilpres 2024
-
Suara Ganjar-Mahfud MD Memble, Mesin Partai Macet?
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- 40 Kode Redeem FF Terbaru 16 Agustus 2025, Bundle Akatsuki dan Emote Flying Raijin Wajib Klaim
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Terbaru Agustus 2025, Spek Gahar Cuma Rp 2 Jutaan!
Terkini
-
Bonggol Rafflesia Arnoldi Ditemukan di Solok, Bakal Mekar dalam Waktu Dekat!
-
2 Warga Pasaman Hanyut di Sungai, 1 Tewas dan 1 Lagi Masih Dicari
-
Kehadiran BRI di Taiwan Disambut Hangat PMI: Tabungan & Remitansi Kini Lebih Mudah
-
Kisah Bidan Dona Viral Seberangi Sungai hingga Dihadang Harimau, Kini Jadi Nakes Teladan Sumbar!
-
4.188 Narapidana di Sumbar Dapat Remisi HUT RI ke-80, Puluhan Orang Langsung Bebas!