Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 15 Februari 2024 | 23:42 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan hak suaranya/Achmad Fauzi

SuaraSumbar.id - Pemilihan Presiden 2024 mengungkap dinamika menarik, termasuk kalahnya pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tempat Menteri BUMN Erick Thohir menggunakan hak pilihnya.

TPS 17 di Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, menjadi sorotan setelah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 79 suara, Prabowo-Gibran 78 suara, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 85 suara.

Tamil Selvan, alias Kang Tamil, seorang ahli komunikasi politik dan hukum nasional, menyampaikan analisisnya terhadap hasil ini.

"Ini menunjukkan bahwa Erick Thohir tidak memiliki kekuatan elektoral yang signifikan, bahkan di lingkungan tempat ia berdomisili," ujar Kang Tamil.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Panen Suara di Jatim, Bukti Dahsyatnya 'Khofifah Effect'

Menurut Kang Tamil, hal ini dapat dipahami mengingat latar belakang Erick Thohir sebagai pengusaha, bukan politisi.

"Pengusaha cenderung memiliki lingkaran sosial yang eksklusif, berfokus pada pembangunan jaringan dengan sesama pengusaha. Ini mungkin menjelaskan mengapa Erick Thohir tidak berhasil mempengaruhi hasil pemungutan suara di TPS-nya," tambahnya.

Kang Tamil menekankan bahwa dinamika seperti ini menyoroti pentingnya kekuatan elektoral dalam konteks pemilihan umum.

"Kejadian di TPS Erick Thohir merupakan contoh kecil dari bagaimana dinamika elektoral bekerja dan bagaimana kekuatan personal bisa berpengaruh terhadap hasil pemilu," tutup Kang Tamil, menambahkan wawasan pada perdebatan seputar pengaruh individu terkemuka dalam politik dan pemilu.

Kontributor : Rizky Islam

Baca Juga: Pembengkakan Suara sampai 800 di TPS, Ketua Umum Partai Hanura: Pemilu Paling Gila

Load More